Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rencana Mau Kerja di Australia? Jangan Sampai Tertipu!

26 Juli 2019   17:15 Diperbarui: 26 Juli 2019   20:00 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.australiance.com

Hati Hati Banyak Agen Bodong

Sejak siang tadi bertubi tubi masuk pesan lewat japri. Intinya menanyakan tentang :

  • syarat untuk bekerja di Australia
  • berapa biaya pengurusan visa
  • apa saja syaratnya
  • berapa biaya ke Australia
  • berapa biaya hidup di Australia
  • dan seterusnya

Pada awalnya,saya jawab satu persatu, bahwa  saya sama sekali tidak  ada urusan dengan penyalur tenaga kerja di Australia. Tulisan saya tentang gaji Fresh Graduate yang Wow di Australia, hanya sekedar informasi, berdasarkan data dari cucu cucu dan mantu cucu kami. Tapi lama kelamaan semakin banyak WA yang masuk, hingga malam ini, sehingga saya tidak mampu menjawab satu persatu.

Jangan Sembarangan Percaya 

Sudah banyak yang tertipu,karena dijanjikan ,bukan hanya mengurus Visa kerja,tapi sekaligus dijamin dapat pekerjaan di Australia,asal setor uang sejumlah 70 juta dan bahkan ada yang lebih.Ternyata setelah uang disetor,"agen resmi" tersebut menghilang

Ada juga yang memang berhasil menguruskan Visa ,tapi hanya Visa kunjungan dan tidak berlaku untuk kerja

Electronic Travel authority (ETA) and Visitor visa work scams

An Electronic Travel Authority (ETA) or an Australian Visitor visa is not a work visa. You are not allowed to work in Australia on an ETA or Visitor visa. If someone says you can work on an ETA or a Visitor visa, they are lying to you. The Department is aware of individuals and agents who are attempting to organise ETAs/Visitor visas and flights to Australia for people to work illegally (https://immi.homeaffairs.gov.au/help-support/visa-scams )

Tapi tetap saja, hal ini terulang pada orang lain, yang saking inginnya mengubah nasib, tidak lagi mampu berpikiran jernih. Sehingga maksud hati ingin mengubah nasib dengan kerja di Australia,malahan uang puluhan juta lenyap

Atau Baca Artikel di Kompasiana dengan link. Dengan catatan, saya tidak ada kerja sama dalam hal apapun dengan Indah Melindasari,tapi setahu saya Indah agent resmi di Australia.

Biaya Hidup Di Australia

Yang mahal adalah sewa rumah.Kalau biaya hidup lainnya,seperti beli pakaian dan makanan,semua tergantung gaya hidup kita.Kalau ikuti gaya hidup orang bule,pasti akan menghabiskan dana yang tidak sedikit.Contoh, sarapan pagi mereka terdiri dari : roti keju,ham ,susu dan sereal.Mereka senang sarapan di cafe ,walaupun mengeluarkan dana sekitar 20 -25 dolar per orang.Belum lagi makan siang dan makan malam.

Kami tinggal di Australia,tapi tetap hidup dengan gaya Indonesia,Kami berbelanja di pasar ,bukan di mall,karena jauh lebih murah.Selisih harga  bisa mencapai 40 -50 persen lebih murah,dengan kualitas yang sama. Untuk biaya dapur,sebulan kami menghabiskan dana sekitar 600 dolar untuk berdua atau setara 6 juta rupiah.Nilai ini tidak berbeda,bila dibandingkan dengan ketika kami tinggal di Kemayoran Jakarta pusat.Untuk pakaian, kami tidak gengsi gengsian dan tidak malu memakai pakaian harga 10 dolar .Pakaian kami yang mahal  ,semua adalah hadiah dari anak mantu dan cucu cucu ..Yang kami beli dengan uang kantung,paling seharga 20 dolar atau 200 ribu rupiah.

Kami jarang makan di restoran,kecuali ada teman yang datang dari Indonesia atau kami diajak anak mantu dan cucu cucu untuk makan di restoran. Kesimpulannya,besar tidaknya biaya hidup di Australia,terpulang pada gaya hidup yang ingin dijalani.Kalau bagi kami,tinggal di Australia,tapi tetap hidup dengan gaya hidup orang Indonesia pada umumnya.

Jadi dengan gaji perbulan sekitar 5.000 dolar,sesungguhnya dapat menabung dalam jumlah yang lumayan besar. Teman saya asal dari Sumatera Barat,bekerja sebagai Juru Masak di salah satu hotel berbintang. 3 Tahun kemudian,pulang kampung sudah bisa membangun rumah dan toko untuk melanjutkan hidup di kampung,

Dengan tulisan ini,saya anggap semua pertanyaan seputar bekerja dan biaya hidup di Australia,sudah terjawab.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun