Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kesempatan Belajar di Universitas Terbuka Secara Gratis

19 Juli 2019   09:22 Diperbarui: 19 Juli 2019   09:36 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: instazu.com 

Belajar di Universitas Terbuka Secara Gratis ? Mengapa Tidak!

Di era serba terbuka ini, masih saja ada orang yang berpikir bahwa belajar berarti :"harus duduk di ruang kelas dan ada guru yang mengajar di depan" Itu sudah kuno. Sudah tidak lagi uptodate dan harus segera dihapus dari bank data  di memori kita. Hidup bersifat dinamika. Bergerak dari waktu ke waktu dan dari sudut ke sudut kehidupan lain yang lebih baik.

Barangsiapa yang  berdiam diri dan tidak mengikuti perkembangan zaman,akan tergerus arus kehidupan dan hilang lenyap dalam hiruk pikuknya kehidupan.

Sebangsa Tapi Karakter Beda Total

Kemarin ketika ikut menyaksikan dari dekat panen madu lebah di rumah putra kami banyak pelajaran hidup yang berharga saya dapatkan dengan cuma cuma. Antara lain:

Lebah dan lalat sama sama sejenis serangga berkaki dan bisa terbang, Bentuk tubuh bahkan sangat mirip,tapi perilaku berbeda total. 

lalat hidup di tempat kumuh         -lebah hidup antara bunga ke bunga

lalat hanya tebar bibit penyakit   -lebah menghasilkan madu yang berkhasiat

 Sifat lain yang patut dijadikan pelajaran hidup adalah lebah setia menjaga harkat dan martabat Ratunya. Bahkan siap mengorbankan hidupnya, bila ada yang dirasa mengancam keselamatan Ratu. Lebah tidak takut kepada siapapun.

Buktinya, diri saya yang jauh lebih besar dibandingkan dengan ribuan lebah disengat karena berada terlalu dekat dengan sarangnya. Menyerang dan menyengat berarti kematian bagi mereka,tapi mereka ikhlas mati demi menjaga madu yang menjadi milik mereka.

Ribuan Ekor Lebah Hidup Rukun 

Menyaksikan betapa ribuan atau mungkin puluhan ribu  ekor lebah yang menumpuk dalam kandang yang sempit, saya mencoba memperhatikan tingkah laku mereka. Ternyata tak seekor pun yang saling berebut tempat ,apalagi berantem. Kalau dijadikan kilas balik dalam kehidupan kita sebagai manusia yang di agung agungkan sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang konon paling mulia diantara semua makhluk di dunia ini, sejujurnya saya ragu. 

Karena jangankan beda bangsa, bahkan sebangsa, setanah air dan malahan  satu suku bisa saling berebut untuk mendapatkan keuntungan. Bahkan tidak sedikit yang saling melukai dan membunuh sesamanya. Menyaksikan semuanya ini, hingga larut malam,saya masih merenungkan pelajaran ilmu hidup yang saya petik dari serangga yang namanya lebah ini.

Kalau seekor lebah siap mengorbankan hidupnya demi untuk mempertahankan kedaulatan Ratu mereka, apakah saya juga siap mengorbankan hidup saya untuk pemimpin negeri saya? Sejujurnya,saya malu menjawabnya... 

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun