Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Madu yang Bisa Berubah Jadi Racun

2 Juli 2019   07:34 Diperbarui: 2 Juli 2019   07:36 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang wanita yang sudah bersuami suatu waktu curhat kepada teman sekantornya "Mas, suami saya adalah orang yang tidak peduli dan suka sekali menyalahkan apapun yang saya lakukan. 

Seandainya, saya dapat suami seperti mas, alangkah bersyukurnya saya.  Saya ikhlas mencuci kakinya setiap hari...." 

Curhat semacam ini menandakan bahwa curhat sudah berubah menjadi racun, yang dapat menghancurkan keharmonisan keluarga Atau dapat diibaratkan  sebagai bom waktu. 

Kalau yang menerima curhat ini tidak arif dalam menjinakkan bom waktu ini, maka terjadilah petaka itu... "bom meledak" dan rumah tangga hancur. Ada banyak contoh hidup yang dapat dijadikan pelajaran berharga,agar jangan sampai terjadi pada diri kita

Mencegah Lebih Baik Ketimbang Memperbaiki 

Mencegah adalah jauh lebih baik daripada mengobati, Hal ini berlaku dalam segala aspek kehidupan. Mencegah petaka adalah jauh lebih baik,daripada memperbaiki, apa yang sudah kita hancurkan.

  • patuhi rambu rambu demarkasi
  • Jangan mulai  dengan curhatan berbahaya
  • Jangan menyimpan "bom waktu" dalam rumah tangga

Curhat pada sahabat tentu saja boleh,tapi tentu ada batasnya. Apalagi curhat pada orang yang berlawanan jenis. Curhat itu seperti minum anggur.

Sedikit menghangatkan,lama kelamaan memabukkan. Dan orang mabuk tidak dapat lagi membedakan mana yang benar dan salah. Maka terjadilah, salah satu dari pasangan hidup makan buah terlarang.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun