Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Biarkan Hidup Kita Dihantui Silent Killer

27 Juni 2019   08:56 Diperbarui: 27 Juni 2019   09:03 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inilah wajah saya ketika mengalami stress di usia 37 tahun,saya makan tanpa batas./dokpri

Stres diakui sebagai pembunuh nomor satu di dunia karena stres diyakini sebagai akar penyakit. Menurut catatan The American Medical Association, stres adalah penyebab dasar dari  hampir 90 persen semua penyakit manusia dan komplikasinya.It  has been estimated that 75 -- 90 percent of all visits to primary care physicians are for stress related problems.

Akibat Stress bisa berefek buruk terhadap kesehatan kita,antara lain, meningkatnya denyut jantung,memicu hipertensi dan seterusnya,serta terjadinya gangguan pencernaan makanan yang memicu terjadinya tukak lambung  atau dikenal dengan istilah "mag".

Dari sisi mental, stress dapat mengakibatkan kita menjadi mati rasa dan bersikap apatis terhadap keluarga.Bahkan dapat memicu kecemasan dan ketakutan yang tanpa sebab,bahkan sering terganggu oleh halusinasi yang menyeramkan.

Hal inilah yang pernah secara pribadi saya alami,ketika menghadapi masalah yang datang bertubi tubi. Belum selesai masalah ditipu oleh mitra bisnis yang sudah bertahun tahun, menjadi sahabat baik,sudah ditipu lagi oleh orang yang sejak kecil, kami anggap sebagai anak sendiri,bahkan diberikan kepercayaan yang luar biasa.

Badai kehidupan belum lagi reda,masih seorang lagi ,orang yang kami tolong tanpa pamrih,ternyata teganya menghianati kepercayaan yang diberikan kepadanya. 

Dunia seakan ambruk dan saya mengalami perubahaan kepribadian. Dari orang yang biasa tenang ,menjadi pemarah dan emosional. Setiap malam mimpi menyeramkan dan berteriak teriak seperti orang gila.

Saya tidak bisa menerima, dari seorang pengusaha ,seorang Eksportir Kopi yang setiap tahun ganti mobil dan jalan jalan keluar negeri,tiba tiba kehilangan segala  galanya. 

Beberapa unit rumah dan 2 kapling tanah sudah dijual untuk melunasi kredit pada bank, tapi ternyata tidak mencukupi karena  65 ton komoditas ekspor yang ditipu sahabat bisnis saya, nilai nominalnya,jauh melampaui harga rumah dan tanah yang dijual.

Saya bersyukur di saat saya hampir menjadi gila,karena tidak mampu menerima kondisi ini, justru istri saya yang mengambil inisiatif menjadi malaikat penolong bagi saya, dengan jalan menjadi Sopir antar jemput anak anak sekolah. Demi agar bisa menutupi biaya hidup kami.

Memetik Pelajaran Hidup

Saya bersyukur Tuhan memberikan jalan agar saya bisa sadar diri. Suatu hari istri saya tidak bisa bangun,karena sakit.Padahal sudah tiba waktunya untuk menjemput anak anak dari rumah sekolah,karena sudah menerima  bayaran untuk itu. Tiba tiba saja saya baru sadar diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun