Karena Kebencian Hanya Akan Menghancurkan Hidup Kita
Setiap orang pasti pernah merasa terluka hatinya yang bisa disebabkan oleh berbagai alasan. Biasanya yang menyebabkan hati kita terluka justru adalah orang-orang yang selama ini dekat dengan kita atau mungkin saja sudah dianggap sebagai keluarga sendiri. Bahkan tidak tertutup kemungkinan, orang yang disayangi, dihormati, dan dihargai justru telah melukai hati kita.
Berbagai pengalaman hidup telah mengajarkan kepada kita, bahwa ternyata hidup itu tidak seperti yang digambarkan dalam dongeng dongeng, yang mana orang hidup saling mengasihi dan saling menghormati, sehingga hari-hari diliputi kegembiraan dan keceriaan.Â
Dalam kenyataannya ternyata, tidak jarang hidup itu menampilkan wajah yang bengis dan tidak kenal ampun, bahkan terkadang jauh lebih mengerikan dan menakutkan dibandingkan dengan film horor mana pun.
Memeluk dan Sekaligus Menusuk Kita
Mengulangi menceritakan hal-hal yang sama tentu akan menghadirkan kejenuhan bagi orang yang membaca. Karena itu, saya membatasi diri, hanya menulis beberapa poin penting yang mungkin dapat dipetik hikmahnya.Â
Bisa dibayangkan, betapa orang yang selama bertahun-tahun menjadi sahabat baik kita, bahkan setiap kali bertemu selalu memeluk diri kita sambil berucap: "Tuhan memberkati", ternyata suatu waktu menusuk diri kita dari belakang yang membuat hidup kita sengsara.
Sungguh teramat menyakitkan. Terasa hati kita bagaikan dirobek-robek dan sesaat tergoda untuk tidak lagi percaya kepada siapa pun.
Di lain kesempatan, orang yang sudah kita tolong dengan sepenuh hati tanpa berharap imbalan apapun, ternyata tega menipu. Atau orang tempat kita menyampaikan curahan hati karena saking percayanya kita terhadap dirinya, tetapi ternyata malah apa yang kita ceritakan, menjadi bahan gosip bagi dirinya.Â
Di saat saat hidup kita hampir berada di titik nadir, orang-orang yang selama ini amat dekat dengan kita tiba-tiba satu persatu menjauh dan kita hanya bisa menangis sendiri. Hati kita kembali terluka. seakan luka lama masih menganga, sudah mendapat tikaman lagi secara bertubi-tubi.
Ketika Kita Harus Memilih