Bagaimana Kita Menilai Sebuah Undangan?

dokumentasi pribadi

Apa Arti Sebuah Undangan Bagi Diri Kita?

Tentu saja jawabannya akan bervariasi. Pertama tergantung siapa yang mengundang dan untuk menghadiri acara apa? Kalau undangan untuk menghadiri pertemuan yang membahas tentang politik, ya tentu boleh saja diabaikan. Atau undangan untuk mengumpulkan dana. Tentu ditengok dulu,dana untuk apa? Dana untuk demo? No way! Tapi kalau pengumpulan dana untuk memperbaiki jalan di desa di mana kita tinggal, tentu saja kita ikut ambil bagian.

Kembali Ketopik

Undangan yang dimaksudkan dengan judul di atas terlepas dari urusan politik, pengumpulan dana ataupun kegiatan sosial lainnya. Melainkan khusus undangan yang  bersifat pribadi, seperti  "Undangan Menghadiri Pesta Pernikahan, Ulang Tahun" dan lain lain yang bersifat pribadi. Salah satu jenis undangan yang sangat biasa adalah Undangan Makan Bersama .

Mengapa orang mau mengundang kita? Karena yang mengundang menaruh rasa hormat dan menghargai diri kita dan ingin menjaga agar hubungan yang sudah berlangsung tetap awet dan ingin menjalin hubungan persahabatan yang lebih kental.  

Siapapun kita,mustahil mau mengundang orang yang tidak disukai untuk makan bersama. Makan bersama dengan orang tidak disukai, dapat menyebabkan nafsu makan kita menjadi berkurang atau malahan hilang total. 

Karena itu,dalam acara santap bersama,orang bisa makan sambil bercerita hilir mudik dan ketawa gembira, karena yang duduk disana adalah orang orang yang sudah memiliki hubungan batin atau setidaknya orang orang yang mendapatkan tempat di hati  orang yang mengundang. Singkat kata orang mengundang kita adalah karena ia menghargai kita!

Tidak hadir dalam sebuah undangan ,setidaknya akan menciptakan setitik rasa kecewa dalam hati orang yang mengundang kita. Karena merasa kita kurang memberikan perhatian,yang dapat bermakna kita tidak menghargai dirinya

Demi Menghargai Orang Yang Mengundang

Minggu lalu ada undangan Breakfast bagi kami berdua. Tentu saja kami sangat senang. Bukan karena akan dapat makan gratis,melainkan karena ternyata di negeri orang,kami berdua mendapatkan posisi sebagai orang yang termasuk dalam daftar undangan. 

Karena kalau sekedar makan pagi ,kami tidak usah repot kemana mana. Cukup sebungkus Indomie dan sebutir telur,serta secangkir cappucino sudah cukup nikmat bagi kami berdua.

Tapi santap pagi bersama dengan orang orang yang berasal dari berbagai suku bangsa di dunia,sungguh merupakan sebuah kehormatan bagi kami berdua,yang bukan siapa siapa. Tapi ternyata Restorannya berada di lokasi yang cukup jauh,yakni di daerah Victoria Park yang lumayan jauh dari kediaman kami. 

Namun, demi menghargai orang yang mengundang, maka  pagi kami sudah harus keluar dari rumah dan berkendara untuk menghadiri ibadah Minggu di gereja Redemptoris yang dimulai jam 7.00 pagi.  

Udara di musim dingin,lumayan menggigit walaupun sudah menggunakan jaket. Usai Misa jam 8.15 kami langsung menuju ke Restoran dimana kami diundang untuk Sarapan Pagi bersama. Kami tiba tepat waktu dan langsung menuju ke lokasi undangan dan disambut dengan sangat ramah.

Setelah saling menyapa sana sini, maka kami dipersilahkan mengambil tempat duduk ,untuk langsung mengambil makanan ala Buffet, yakni boleh makan sepuas puasnya. Jadi kita ambil piring yang sudah tersedia, kemudian berjalan mengelilingi meja makan yang penuh dengan aneka ragam makanan dan minuman, serta kue kue yang menarik hati.

Suasana bersahabat dan mendapatkan sambutan hangat,kami sama sekali tidak merasa risih,walaupun diantara sekitar seratus orang undangan,hanya kami berdua ,orang Indonesia.

Ternyata berada diantara berbagai suku bangsa yang berasal dari berbagai negara,sama sekali bukanlah halangan untuk menjalin persahabatan. Kami menikmati makanan dan minuman, sambil saling bercerita hilir mudik.

Berkali kali kami membuktikan,bahwa hidup rukun dan damai dalam segala keberagaman, sungguh menciptakan kebahagiaan tersendiri.Syaratnya hanya satu ,yakni :" Saling menghargai" 

Tjiptadinata Effendi