Karena Pembantu Rumah Tangga,tetap saja berada di level paling bawah dan tabu ,bila duduk makan bersama sama Tuan dan Nyonya rumah. Untuk makan Pembantu, biasanya di sendokkan oleh Nyonya Rumah dan mereka duduk makan didapur.Â
Ini hanya sekedar contoh nyata ,tanpa perlu melakukan research,karena dapat disaksikan dengan mata kepala sendiri
Zaman Feodal Sudah Berlalu ,Tapi Praktiknya Masih Terus Dilestarikan
Pada awalnya,masyarakat kota Padang heran menyaksikan Pembantu Rumah tangga kami, duduk makan semeja bersama kami. Bahkan kalau kami menggunakan jasa Sopir dalam perjalanan jauh, maka ketika tiba saat makan siang ataupun makan  malam maka Sopir kami ajak  makan bersama dan duduk semeja. Mula mula kami dianggap aneh, tapi lama kelamaan sudah ada beberapa orang yang juga meniru gaya ini.
Begitu juga bilamana Karyawan bagian produksi, kerja lembur hingga malam hari karena harus memburu waktu keberangkatan barang yang akan diekspor maka saya duduk lesehan bersama mereka,makan nasi bungkus.Â
Pendekatan pendekatan manusiawi ini,menciptakan hubungan batin yang tak lapuk dimakan waktu. Hingga kini, walaupun kami sudah bukan lagi pengusaha tapi mantan karyawan kami sangat antusias untuk bisa bertemu dengan kami dan makan bersama.
Anak Cucu Kami semuanya mengikuti jejak kami. Mereka menjalin hubungan pertemanan tanpa memandang selevel atau tidak selevel. Bahkan di Australia, kami duduk makan semeja dengan Cleaning Service yang datang mengepel lantai dan mencuci toilet dirumah putri kami.Â
Kami bersahabat dengan pejabat, Menteri, jenderal tapi sahabat kami juga ada tukang becak dan tukang kebun, serta Sopir taksi.
Bersahabat dengan pejabat dan orang kaya, bukan berarti secara serta merta menaikan"level" kita sebaliknya,bersahabat dengan tukang becak, sopir dan tukang kebun, juga tidak akan menurunkan "derajat "kita. Karena sesungguhnya ,kita semuanya selevel. Yang membedakan,hanyalah prilaku dan sikap mental kita.