Berbeda total,ketika saya menaman biji Alpukat ,maka saya berharap dalam waktu beberapa tahun kemudian akan dapat memetik hasilnya.Begitu juga ketika saya menanam sekitar 500 pohon kelapa di tanah yang saya beli di Kinali ,Pasaman ,saya berharap kelak akan panen buah kelapa.Tapi ketika kelak tanah diserobot orang,sehingga jangankan memetik hasil panen kelapa,malahan tanah yang saya beli, sudah dikuasai orang lain. Hal ini ,terus terang menimbulkan rasa kecewa dalam diri,walaupun tidak sampai berlarut larut.
Bagaikan MimpiÂ
Saat ini, saya lagi duduk diruang tamu di rumah dimana kami tinggal. Istri saya sibuk mengerjakan pekerjaan tangan,menggunting dan merakit krtas kertas menjadi aneka ragam pajangan yang indah. Ada rasa syukur yang melambung tinggi ,merasakan betapa diusia yang sudah tidak mudah lagi,justru tanpa perlu berkerja keras seperti sewaktu masih muda,berbagai kelimpahan datang kepada kami. Mulai dari rumah tempat tinggal yang disediakan oleh putra kami,dikasih mobil agar kami bisa kemana mana,tanpa harus menunggu bis dan kereta api. Setiap bulan,rekening kami selalu bertambah,karena mendapatkan tranfer dana dari anak anak kami.
Ketika kami ke Italia dan tinggal selama satu bulan,sejak dari awal kedatangan hingga kepulangan,kami tidak diperbolehkan membuka dompet,karena semua sudah dipenuhi oleh adik kami Margaretha dan suaminya Sandro, Mulai dari kamar tidur di apartement,makan pagi siang dan malam,jalan jalan kemana mana ,naik kapal pesiar dan seterusnya,kami dilarang keras mengeluarkan uang.
Begitu juga ketika kami singgah di negeri Belanda ,kami dijemput oleh tante kami Yet dan suaminya Ronald,maka hal yang berlaku di Italia,ternyata juga berlaku disini,yakni kami tidak boleh mengeluarkan uang,karena semua kebutuhan kami sudah dipersiapkan.Â
Pulang Kampung
Januari lalu,kami pulang kampung dan memanfaatkan waktu untuk bertemu dengan mantan murid dan teman teman,sertai sanak famili. Tapi kami yang mengundang,ternyata semua biaya di bayar oleh mantan murid kami dan keponakan kami.Bahkan masih dikasih Angpau dalam jumlah yang cukup besar dan beragam oleh oleh,seperti batik tulis dan kain aneka ragam.
Masih disusul oleh undangan makan malam dari teman teman di Bandung ,Ternyata disana kami sudah ditunggu oleh sekitar 30 orang teman teman yang sudah lama tidak bertemu. Dijakarta,tentu tidak lupa,putra kedua kami mengajak kami berdua makan direstoran Korea.di Kelapa Gading.Dan ketika minggu lalu,kami menghadiri acara pernikahan anak  dari keponakan kami, ternyata penginapan di Grand Mecure ,termasuk konsumsi ,sudah dilunasi oleh keponakan kami.  Begitu juga ketika acara makan direstoran ,kami tidak boleh membayar.
Berbagai SouvenirÂ
Dari teman teman ,kami banyak menerima beragam souvenir.Termasuk dari teman teman di Kompasiana,tapi karena sudah dibisikan :"Jangn bilang bilang" maka tentu tidak etis bila saya sebutkan nama nama yang memberikan hadiah kepada kami.Biarlah Tuhan yang membalas dengan berbagai kelimpahan.
Semua hadiah dari teman teman,saya bawa ke Australia. Karena sekecil apapun hadiah,bagi kami merupakan sebuah kehormatan yang tidak ternilai,Bahkan batu cincin ,pemberian dari teman kami di Aceh,hingga saat ini,masih saya simpan dengan baik.