Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pernak Pernik Pasar Rakyat dalam Berbagai Cita Rasa

9 April 2019   07:55 Diperbarui: 9 April 2019   08:31 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ket.foto: Pasar Rakyat di Sydney"tjiptadinata effendi

ket.foto:coba tengok lantai pasar yang bersih ,steril dari sampah dan puntung rokok. tjiptadinata effendi
ket.foto:coba tengok lantai pasar yang bersih ,steril dari sampah dan puntung rokok. tjiptadinata effendi

Pasar Rakyat Yang Bersih dari Sampah dan Becek

Suasana pasar dan cara memajang barang tidak banyak beda, termasuk tawar-menawar dan suasana heboh di sana-sini. Perbedaan yang mungkin perlu menjadi masukan bagi Pengelola Pasar Rakyat di Indonesia adalah masalah kebersihan dan keamanan.

Karena walaupun harganya murah, namun kalau pasar kumuh dan kurang aman, menjadikan orang enggan berkunjung. Semoga kelak  Pasar Rakyat di Indonesia tidak hanya sebatas membuka lapangan kerja bagi warga dan sekaligus menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal,tapi mampu menjadi ikon destinasi wisata bagi turis mancanegara

Dan bagi para pengrajin,mungkin dapat terinspirasi untuk memanfaatkan barang yang di Indonesia hampir tidak dihargai sama sekali, seperti tempurung kelapa, yang kalau dikreasi jadi gayung air, tempat abu rokok, atau jadi tempat gantungan bunga akan mampu menuai rupiah dan dolar.

 Bayangkan, satu sendok terbuat dari tempurung kelapa yang kalau dimodalin paling seribu dua ribu rupiah, bisa terjual dengan harga 10 dolar. Atau dikreasi menjadi mangkuk bubur harganya 7 dolar, Tidak membutuhkan tehnologi, hanya kerja tangan sudah dapat melakukannya.

Semoga tulisan laporan pandangan mata ini ada manfaatnya

catatan:semua foto adalah dokumentasi tjiptadinata effendi

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun