Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pernak Pernik Pasar Rakyat dalam Berbagai Cita Rasa

9 April 2019   07:55 Diperbarui: 9 April 2019   08:31 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ket.foto: Pasar Rakyat di Calabria -Italia-foto tjiptadinata effendi

Pasar Rakyat di Italia dan di Australia

Sebagai salah seorang yang pernah menjadi bagian dari kehidupan di Pasar Rakyat selama bertahun tahun,yakni Pasar Tanah Kongsi di Padang, maka setiap ada kesempatan berkunjung kesuatu kota, maka salah satu hal yang tidak pernah saya lewatkan adalah mengunjungi Pasar Rakyat. 

Kemungkinan sebagian dari para pembaca belum mendapatkan kesempatan untuk berkunjung ke Pasar Rakyat di Australia,maupun di Italia,karena itu melalui tulisan ini saya ajak untuk berkeliling menyaksikan pernak pernik Pasar Rakyat dalam berbagai cita rasa

ket.foto: Pasar Rakyat di Bukittinggi -Sumbar: tjiptadinata effendi
ket.foto: Pasar Rakyat di Bukittinggi -Sumbar: tjiptadinata effendi

Sebelum Menuju ke Australia

Pertama kita tengok Pasar Rakyat yang terdapat di kota Bukittinggi di Sumatera Barat Ada dua Pasar Rakyat yang merupkan pasar Kembar,yakni: Pasar Atas dan Pasar Bawah. 

Disini,kebanyakan barang dagangan digelar dilantai ,hanya dengan beralaskan tikar atau plastik.Kebanyakan yang berjualan adalah kaum wanita. 

Kaum Pria, lebih banyak tampak di kios kios,sementara yang menebar barang dagangan dikaki lima adalah kaum wanita.Berpakaian kebaya ,apik dan berkerudung,merupakan ciri ciri khas dari para pedagang di sini. Melayani semua calon pembeli dengan antusias.

Dan bila di tawar dengan harga yang terlalu rendah,mereka tidak akan bermuka masam apalagi marah. Melainkan hanya berkata :" Onde mandee,, indak makan anak ambo paak" yang artinya  aduh pak, tidak bisa saya kasih makan anak (kalau harganya segitu).

Nah,mendapatkan jawaban yang setengah  menghiba, maka calon pembeli, tidak tegaan melanjutkan menawar dan langsung membeli, Apalagi bila yang membeli adalah kaum pria. Inilah salah satu taktik dagang, yang tidak dimiliki pedagang lain, manapun di dunia. 

Tidak jarang bila calon pembeli sama sama wanita,maka si "Uni" menyapa dengan :"Cari apa sayang?" Nah, kalau sudah dipanggil dengan sebutan "sayang", masa iya orang cuma berlalu begitu saja? Setidaknya melirik pada barang yang ditawarkan si Uni dan akhirnya membeli.  

Walaupun rata rata pedagang disini,mungkin tidak pernah duduk dibangku kuliah jurusan psikologi, tapi pengalaman hidup mengajarkan mereka, kalau mau berhasil sebagai pedagang,harus setidaknya memahami hati si pembeli, yakni dengan cara menyapa secara santun dan mengena disertai senyuman nan  menawan hati

Dipasar ini, dari mulai beragam kuliner khas Bukitttingi, hingga mainan anak dan pakaian,tersedia dalam berbagai corak dan harga.Calon pembeli tinggal memilih mana yang sesuai selera.

Dan bagi yang mungkin belum pernah merasakan naik bendi,disinilah kesempatan tersebut dapat dipenuhi. Karena hanya dengan  berjalan sekitar 100 meteran,sudah ada bendi yang menunggu. 

ket.foto: Pasar Rakyat di Calabria:tjiptadinata effendi
ket.foto: Pasar Rakyat di Calabria:tjiptadinata effendi

Beralih ke Pasar Rakyat di Calabria di Italia

Ketika diundang adik kami Margaretha dan suaminya Sandro,untuk berkunjung ke Italia, untuk kesekian kalinya,maka karena kami bertepatan tinggal di Kota Calabria, yang lokasinya sangat dekat dengan pasar rakyat, maka dengan berjalan kaki beberapa menit saja, kami sudah tiba di pasar rakyat. Menurut saya pasar ini sangat unik karena :

  1. hanya buka sekali seminggu
  2. semua menggunakan kendaraan
  3. mereka bukan pedagang,melainkan warga yang berjualan

foto tjiptadinata effendi
foto tjiptadinata effendi

Karena mereka berjulan disini,bukan lantaran tuntutan kebutuhan dapur,melainkan sebagai refreshing dan menambah kegembiraan hidup. Rata rata mereka sangat ramah dan menyapa "Buongiorno" artinya "Selamat pagi". 

Maka walaupun kita tidak bisa berbahasa Italia dan mereka rata rata tidak bisa berbahasa Inggeris,tapi dengan menggunakan bahasa hati,semuanya menjadi mudah.  Proses jual beli dengan gaya bahasa "tarzan", yakni dengan menggunakan bahasa tubuh, juga memiliki keunikan tersendiri.  

Mereka jualan disini dengan menggunakan kendaraan pribadi ,yang mirip dengan :"Moko" atau Mobil Toko yang banyak terdapat disekitar Monas.pada hari Minggu di Jakarta. 

Buahan yang mereka jual adalah hasil kebun sendiri, jadi pasti segar banget dan harganya sudah jelas jauh lebih murah dibandingkan dengan beli di supermarket.

Orang Italia pada umumnya sangat ramah ,walaupun sedikit "brisik",seperti orang Cina,kalau sedang berbicara. Pokoknya heboh. tapi bukan dalam kemarahan,melainkan dalam keramahan mereka.

ket.foto: Pasar Rakyat di Sydney
ket.foto: Pasar Rakyat di Sydney"tjiptadinata effendi

Paddy's Market di Sydeney

Nah,,keunikan di Pasar Rakyat yang berlokasi di pusat pembelajaan kota Sydney ,ibu kota negara bagian New South Wales ini adalah,bahwa disini orang dapat berbelanja dan tawar menawar dalam bahasa dari negeri asalnya. 

Lebih asyik dan lebih meresap gitu. Coba bayangkan gimana kita mau tawar menawar dalam bahasa Inggeris, sebagaimana kita tawar menawar di Indonesia. Silakan diterjemahkan "Koq mahal mbak? Kurangnya? 3 -10  boleh nggak mbak? Kalau boleh, saya ambil 100 biji" Nah, kalau dibahasa Inggeriskan ,jadi kagok .

Disini orang bisa tawar menawar dalam bahasa Indonesia,Mandarin, India, Arab, bahasa Jawa ,juga monggo... Bahasa Padang,,,indak masalah doh.. Bahasa Batak..horass...Inilah salah satu selling point,mengapa pasar ini mendunia.Beberapa toko disini,pemiliknya adalah orang Indonesia.

foto:tjiptadinata effendi
foto:tjiptadinata effendi

Pasar Rakyat di Fremantle

foto:tjiptadinata effendi
foto:tjiptadinata effendi

Memasuki pasar rakyat yang merupakan weekend market ini, sudah ada sapaan dalam bahasa Indonesia, "Selamat pagi, Pak. 

Dari Indonesia ya?" Sebuah sapaan ramah dan santun dalam bahasa negeri sendiri membuat siapa pun takkan mungkin berpaling ke toko lain untuk berbelanja.

Berbelanja di sini serasa berbelanja di Tanah Abang. Tawar-menawar dalam bahasa Indonesia dan sambil berbelanja bisa sekalian saling bertukar kisah hidup secara tidak langsung akan menjadi sarana promosi yang efektif dan gratis bagi pemilik toko. Buktinya dengan sekali berbelanja, nama toko "Austin" sudah langsung melekat dalam pikiran.

pasar-rakyat-1-5cabea0895760e335a6167f2.jpg
pasar-rakyat-1-5cabea0895760e335a6167f2.jpg
ket.foto: pasar rakyat di Fremantle

Mbak Rita yang mengaku "baru" 3 tahun bekerja di sini mengatakan bahwa toko ini bukanlah satu-satunya milik orang Indonesia, tapi masih ada lagi beberapa buah yang lain. Berbelanja di sini, di samping seperti berbelanja di negeri sendiri, juga sangat terasa suasana nyaman dan aman. Misalnya, tak ada orang yang lagi mikul barang keluar-masuk dan begitu juga tak ada pedagang es atau cendol yang hilir-mudik di sela-sela toko-toko ini.. Semua barang yang ada diberi label harga, yang berarti siapapun pembelinya, harganya sama. Karena yang terjadi selama ini adalah ketika pembeli orang asing, pemilik toko menaikkan harga semaunya sehingga cukup sekali dan orang tidak pernah lagi akan datang berbelanja karena merasa tertipu.

ket.foto: pasar rakyat di Salamanca -Tasmania
ket.foto: pasar rakyat di Salamanca -Tasmania

Pasar Salamanca

Pasar ini terdapat di Hobart, Pulau Tasmania. Sepintas, tampaknya hampir tidak ada bedanya dengan pasar raya di Padang atau pasar di Bukittinggi dekat jam gadang. 

Tapi begitu kita melangkah lebih jauh, tenyata banyak sekali wisatawan dari berbagai negara yang berbelanja di sini. Ada turis dari China, Malaysia, Korea khusus datang ke Pulau Tasmania ini. 

Untuk berkunjung ke sini, tentu bukan sekadar tengok-tengok, tapi mereka tampak berbelanja dengan sangat antusias. Mungkin karena barang-barang tersebut tidak ada di negeri asal mereka.

foto :tjiptadinata effendi
foto :tjiptadinata effendi

Terutama hasil kreasi seni karya penduduk lokal yang dalam bentuk peralatan dapur terbuat dari kayu murni, tanpa mengunakan lem, besi, paku, atau alat perekat dan pengikat lainnya. Seperti panci tempat sayur, tempat buah di ruang tamu. 

Ada yang khusus untuk buah dan ada yang untuk sekedar dekorasi ruangan tamu. Lukisan naturalis yang dituangkan di atas sekeping piring atau mangkuk yang tentu juga merupakan hasil karya tangan.

Ada gayung air yang terbuat dari tempurung kelapa, yang di negeri kita merupakan barang tidak berharga ternyata diminati wisatawan mancanegara atau keset kaki dari sabut kelapa. Nah, hasil kreasi yang tampak kecil dan sepele ini, karena dikemas rapi dan apik, mampu menjadi daya tarik tersendiri. 

Di sepanjang lokasi pasar, berjejeran caf dan restoran yang siap menampung kunjugan turis dan warga lokal, baik untuk sekedar ngopi ataupun menikmati santap siang dengan beragam menu.

Pasar ini sekaligus merupakan icon dari kota Hobart,karena setiap tahun ramai dikunjungi turis dari mancanegara

foto: pasar rakyat di Contry village
foto: pasar rakyat di Contry village"tjiptadinata effendi

Country village

Berkunjung ke Country Village di mana terdapat Pasar Tradisional Morely. Ternyata jarak antara kediaman putra kami di Iluka hingga Morely hanya memakan waktu sekitar 35 menit tanpa halangan.Parkir di sini gratis. 

Dari luar, bangunan pasar ini kelihatan lebih mirip sebuah gudang besar ketimbang sebuah pasar. Namun, begitu menginjakkan kaki ke dalam bangunan ini, ternyata suasananya sangat semarak dan menarik hati.

Suatu hal yang cukup mengejutkan adalah bahwa harga telur dan daging di sini lebih murah bila dibandingkan dengan harga yang ada di Jakarta. Padahal, dari segi kualitas jauh lebih baik. Semisal harga telur 1,99 dolar per lusin atau Rp20.000,00 per 12 butir = rata-rata harga per butir telur sekitar Rp1.850,00. 

Harga daging sapi antara 6--7 dolar per kg. Buah apel sekitar 1 dolar per kg, sedangkan buah anggur sekitar 2 dolar per kilo. Ada buah kelapa muda dengan harga 1,90 dolar atau setara Rp20.000,00 per butir. 

Untuk harga buah-buahan dan sayuran tropis jelas di sini sangat mahal, misalnya pisang, mangga, kelapa, kacang panjang, ubi merah, buah delima, pepaya dan rambutan karena sebagian didatangkan dari Queesland dan ada yang diimpor dari Thailand.

ket.foto:coba tengok lantai pasar yang bersih ,steril dari sampah dan puntung rokok. tjiptadinata effendi
ket.foto:coba tengok lantai pasar yang bersih ,steril dari sampah dan puntung rokok. tjiptadinata effendi

Pasar Rakyat Yang Bersih dari Sampah dan Becek

Suasana pasar dan cara memajang barang tidak banyak beda, termasuk tawar-menawar dan suasana heboh di sana-sini. Perbedaan yang mungkin perlu menjadi masukan bagi Pengelola Pasar Rakyat di Indonesia adalah masalah kebersihan dan keamanan.

Karena walaupun harganya murah, namun kalau pasar kumuh dan kurang aman, menjadikan orang enggan berkunjung. Semoga kelak  Pasar Rakyat di Indonesia tidak hanya sebatas membuka lapangan kerja bagi warga dan sekaligus menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal,tapi mampu menjadi ikon destinasi wisata bagi turis mancanegara

Dan bagi para pengrajin,mungkin dapat terinspirasi untuk memanfaatkan barang yang di Indonesia hampir tidak dihargai sama sekali, seperti tempurung kelapa, yang kalau dikreasi jadi gayung air, tempat abu rokok, atau jadi tempat gantungan bunga akan mampu menuai rupiah dan dolar.

 Bayangkan, satu sendok terbuat dari tempurung kelapa yang kalau dimodalin paling seribu dua ribu rupiah, bisa terjual dengan harga 10 dolar. Atau dikreasi menjadi mangkuk bubur harganya 7 dolar, Tidak membutuhkan tehnologi, hanya kerja tangan sudah dapat melakukannya.

Semoga tulisan laporan pandangan mata ini ada manfaatnya

catatan:semua foto adalah dokumentasi tjiptadinata effendi

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun