Kami menerima pemberitahuan via email. Isinya juga jauh dari kesan formal, yakni :"Selamat sore Bapak Tjiptadinata Effendi dan Ibu Roselina, Paspor sudah siap dan boleh dijemput sesuai jam yang dicantumkan. Terima kasih"
Sore tadi kami kembali ke KJRI dan diterima oleh Mbak Vega. Selang beberapa menit, Paspor sudah diserahkan kepada kami. Kemudian mbak Vega mengingatkan, "Bapak dan Ibu, jangan lupa ya,sebelum digunakan, Paspor ditanda tangani terlebih dulu, pada kolom di halaman 48. Agar jangan sampai keliru, mari saya tunjukan ya."
Setelah menunjukkan kepada kami di mana harus ditandatangani, kembali mbak Vega mengingatkan, "Oya,bapak dan ibu jangan lupa ya, lapor ke kantor Imigrasi. Tidak usah datang, cukup via telpon saja, agar visa secara otomatis dialihkan ke paspor baru."Â
Sejak dari awal, kami dapat merasakan kehangatan dalam layanan para Staf di KJRI ini. Tak ada kesan menempatkan diri sebagai sosok orang penting. Bahkan kami merasakan bagaikan berbicara dengan keluarga sendiri. Ketika kami pamitan, Mbak Vega dan Mbak Sita masih menengok ke arah kami dan berpesan, "Hati hati ya Pak..bu" Kinerja dari para Staf Konsulat Jenderal RI di Perth ini, sungguh patut dijadikan contoh teladan oleh staf kantor pemerintah lainnya.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H