Patut Dijadikan Contoh
Karena kami seringkali melakukan perjalanan keluar negeri, maka urusan paspor termasuk dalam prioritas perhatian. Karena sudah mendekati masa akhir batas waktu untuk dapat digunakan, maka minggu lalu, kami langsung ke Konsulat Jenderal RI di Perth.Â
Parkir kendaraan di depan kantor Konsulat tapi jangan lupa membayar tiket parkir senilai 5 dolar perjam. Kalau tidak bawa koin, bisa menggunakan kartu debit ataupun kartu kredit. Selesai parkir, maka berbeda dengan di Indonesia, tiket dilarang diletakkan di dalam kendaraan, justru di Australia, tiket parkir wajib diletakkan di dasboard kendaraan, sehingga mudah dilihat oleh petugas parkir.Â
Pastikan, ketika menutup pintu kendaraan, tiket tidak terjatuh ke lantai mobil. Karena kalau hal ini terjadi dan pas ada pemeriksaan, maka walaupun sudah bayar tiket, tapi karena ketika petugas parkir, memeriksa di dashboard ia tidak melihat ada tiket parkir, maka pada kaca mobil akan ditempelkan surat tilang.
Mau Masuk Harus Tekan Tombol Bel
Bila urusan parkir sudah beres, maka dengan menaiki anak tangga, kita akan berhadapan dengan pintu besi. Tidak perlu berteriak teriak, agar pintu dibukakan, melainkan cukup menekan tombol bel dan kemudian petugas akan membuka secara otomatis dari dalam. Begitu masuk ambil tiket yang terletak di depan loket dan kemudian duduk menunggu. Jangan menjeret sana-sini,karena ada larangan untuk memotret ataupun mengambil video dalam ruangan tersebut.
Kami diterima oleh Mas Breilin dengan santun dan ramah. Menuliskan apa saja surat-surat yang perlu dibawa. Dan kemudian pesan kepada kami, agar membuat janji via online, kapan kami boleh datang, agar jangan sampai menunggu terlalu lama. Hal ini perlu menjadi perhatian, karena walaupun kita bayar parkir, tapi aturan tertulis adalah: "Maksimal 1 jam"Â
Maka sesuai pesan dari Mas Breilin, kami membuat janji untuk datang via online  .Setelah semua surat surat lengkap, sesuai janji, kami datang lagi ke KJRI di Perth. Diterima oleh Mbak Sita, yang menurutnya lahir di Semarang .Â
Sambil memeriksa kelengkapan surat surat ,kami sempat saling bertukar cerita dengan Mbak Sita. Sama sekali tidak ada kesan formal-formalan, apalagi kesan angkuh sebagaimana biasa kalau kita berurusan dengan kantor pemerintah.
Kami berbicara santai dan Mbak Sita mengisyaratkan bahwa semua kelengkapan sudah komplit . Dan membayar 47 dolar, dengan menggunakan kartu kredit atau kartu debit, karena tidak menerima uang tunai. Â Kemudian kami diberitahukan, bahwa akan diberitahu via email ,kapan kami boleh jemput