Kalau Saya Orang Baik,Berarti Orang Lain Jahat?
Hasil total medical check up saya dan istri 3 bulan yang lalu di Shenton Medicare Centre menyatakan, bahwa kami berdua sehat walalfiat. Jantung sehat, mata, dan telinga baik, gula darah normal ,paru paru sehat, tidak ada angka rapor yang merah dalam catatan kesehatan saya dan istri.Â
Hal ini tentu saja bagi kami yang sedang  menapaki usia yang semakin dewasa yakni mendekati angka ke 76, merupakan  sebuah kebahagiaan tersendiri yang kami tandai dengan rasa syukur yang melambung tinggi. Bersyukur kepada Tuhan, kami dianugerahi kesehatan lahir dan batin. Tapi rasa gembira dan syukur ini serta mengungkapkan :" Kami berdua sehat lahir batin" tentu tidak mengartikan bahwa orang lain sakit!
Ketika kami menceritakan tentang hasil total medical check up kepada anak cucu dan teman teman kami juga berharap agar mereka semuanya mau menjaga kesehatan hingga kelak tetap sehat, kendati usia semakin bertambah. Dan kalau ada yang bertanya :" Bagaimana cara Opa dan Oma menjalani hidup, sehingga bisa menjaga kesehatan hingga usia menua ? "Â
Maka dengan senang hati kami akan menceritakan bagaimana kami menjalani hidup sederhana. Menghindari rokok dan minuman keras, mengawali hari dengan bersyukur, berolah raga, dan menjalani pola hidup sehat" Jalan kaki dipagi hari menghindari makanan berlemak, minum jus setiap hari dan berinteraksi dengan lingkungan untuk menjalin hubungan baik.
Tapi bukan berarti bahwa orang lain yang menjalani hidup yang berbeda dengan cara hidup yang kami jalani tidak sehat. Boleh jadi orang lain olahraga bukan bejalan kaki, tapi fitnes atau tennis dan mereka tidak minum jus tapi makan buahan dan sayuran. Cara hidup yang mereka terapkan boleh jadi berbeda total dengan cara hidup yang kami tempuh sejak masih muda hingga menua, tapi toh mereka juga bisa sehat lahir batin seperti kami  berdua.Â
Saya senang berkebun karena saya jadikan bagian dari olah raga, tapi cucu kami tidak suka berkebun. Ia dan istrinya latihan wushu setiap hari, kami senang masakan Padang, tapi cucu kami senang makan steak. Walaupun cucu kandung kami tapi gaya hidup dan  makan kami berbeda total, tapi mereka berdua juga sehat lahir batin.Â
Hal ini merupakan bukti nyata bahwa kalau orang bertanya kepada kita bagaimana cara kita menjalani hidup, sehingga bisa tetap sehat hingga menua maka kita boleh saja menjelaskan secara mendetail. Tapi kita tidak perlu mendiktekan orang lain bagaimana seharusnya menjalani cara hidup seperti kita, termasuk kepada anak cucu sendiri. Karena ternyata,walaupun gaya dan cara kami menjalani hidup berbeda total tapi kami semuanya sehat lahir batin.
Merasa Diri Orang Baik
Mungkin setiap orang merasa dirinya baik dan tentu saja tidak ada salahnya, bila ada yang bertanya :" Opa dan Oma, kami salut menyaksikan betapa Opa dan Oma berdua akur hingga menua. Apa sih resepnya? Hal ini tentu merupakan hal yang menyenangkan hati bagi kami.Â
Maka mulailah saya berceloteh panjang lebar, bagaimana kami menjalani hidup. Diawali pagi hari, begitu bangun mengucap syukur kepada Tuhan dan seterusnya serta sesekali memuji muji diri sendiri, agar semakin dikagumi....hmm....Tapi cukup hingga disana dan jangan melanjutkan ciloteh atau meng khotbahi orang lain, bahwa mereka wajib menjalani gaya hidup seperti yang  kami lakukan agar menjadi orang baik.
Bahkan tega teganya kami memberikan petuah :"Begitu bangun pagi, maka kata yang pertama harus diucapkan adalah :"Praise the Lord. I'm still alive!" Puji Tuhan, saya masih hidup!", bahkan tidak kepada anak cucu kami sendiri. Karena setiap orang terlahir, memiliki hak azasi untuk memiliki jalan hidup masing masing.Â
Kami berdua sama sekali tidak pernah diberikan mandat oleh Tuhan untuk mendiktekan anak cucu kami, agar mereka wajib menjalani cara dan gaya hidup yang sama seperti yang kami jalani, bila ingin menjadi orang baik. Karena kalau hal ini dilakukan berarti hanya kami berdua orang baik dan diluar kami, semua orang tidak baik karena cara dan gaya hidup mereka tidak mengikuti gaya hidup yang kami yakni berdua.
Kalau hal ini terjadi, bukankah logika sudah menjadi terbalik? Biarkanlan setiap orang menjalani hidupnya dengan damai, tanpa perlu kita recoki atau kita timpuk dengan petuah petuah yang dapat menghancurkan hubungan baik yang sudah terjalin selama ini. Mungkin saja pendapat saya ini keliru karena itu sebelum ada yang marah,saya mohon maaf lahir dan batin.
Renungan kecil, sambil mereguk kenikmatan secangkir capuccino yang disediakan istri tercinta
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H