Usianya terpaut 4 tahun dibawah saya. Katanya mau ikut bersama saya ke gereja setiap pagi tentu saja saya sangat senang, karena ada teman lari pagi. Maka selama lebih dari 30 hari kami selalu bersama sama ke gereja Kathdral yang lokasinya berada sekitar 5 kilometer dari rumah kami.
Tapi  kemudian selama beberapa hari tidak muncul lagi dan sesuai komitmen kami saya tidak akan menunggu bilamana ia datang terlambat. Maka saya kembali kegereja seorang diri.
Seminggu kemudian Sukirman datang lagi kerumah dan saya bertanya apakah ia sakit, karena sudah seminggu tidak ikut bersama ke gereja lagi? Jawab Sukirman dengan wajah sedih:" Yesus saya hilang!" Saya mau beli Yesus baru, tapi orang tua tidak  punya uang."Untuk sesaat saya terpana dan menatap matanya dengan tenang, sama sekali tak tampak bahwa Sukirman sedang guyon atau berlagak bego. Wajahnya polos dan sedih karena kehilangan Yesus nya.
Saya keluarkan Rosario saya yang sudah kumal dari kantong celana dan memberikan kepada Sukirman, sambil berucap:" Ini untuk kamu saya masih ada Yesus lainnya." Sejak saat itu Sukirman rajin kembali kegereja, karena saya memberikan pengganti Yesusnya yang hilang.Â
Hingga saya selesai menuntaskan ikrar 1000 hari Sukirman masih tetap ikut kegereja, kemudian sejak ayahnya Ncek Atong meninggal dunia maka Sukirman dan ibunya kembali kekampung halaman di pulau Jawa. Sejak saat itu hubungan kami praktis terputus sama sekali.
Orang Yang Pernah Kehilangan "Yesus" Ternyata Jadi Pastor
Kemarin kami ke Gereja sehabis misa kami berjumpa dengan sesama orang Padang dan sempat ngobrol beberapa saat. Tiba-tiba ada Pria berjubah Pastor datang mendekat dan langsung bertanya:" Maaf, bapak dari Padang? " dan spontan saya menjawab:"Benar Pastor"
"Wah,saya dulu lahir di Padang ," Maka pertanyaan, dulu tinggal dimana ? Ternyata Pastor yang berdiri didepan kami adalah Sukirman yang dulu pernah kehilangan :"Yesus "Begitu sadar bahwa saya adalah orang yang pernah memberikan "Yesus " pengganti "Yesusnya " yang hilang, maka Pastor Aloysius Sukirman memeluk saya sekuat kuatnya sambil menangis terharu.Â
Sungguh Tuhan Mahabesar kami berpisah sejak tahun 1959 dan kni ditahun 2019 tepat 60 tahun kemudian bertemu dalam situasi dan kondisi yang berbeda total.
Kilas Balik
Tulisan ini bukan khayalan melainkan pengalaman pribadi. Hingga di zaman NOW ini ternyata masih banyak yang memahami agama, seperti ketika Sukirman masih  kehilangan Yesusnya. Masih banyak yang beranggapan bahwa kalau tidak memakai kalung salib di leher berarti imannya hilang atau menganggap bahwa semakin banyak memasang simbol simbol agama di tubuhnya maka semakin sholeh dirinya. Sebaliknya, bilamana gereja salibnya patah maka seakan bukan lagi sebuah gereja.Â