Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bali Sudah Berubah Total

9 Januari 2019   09:21 Diperbarui: 9 Januari 2019   09:55 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dibandingkan 4 Tahun Lalu

Kami berangkat dengan menumpang pesawat Air Asia dengan nomor penerbangan QZ537. Diantarkan oleh cucu kami Kevin dan istrinya Astrid. Kami duduk di kursi nomor 2 B dan 2 C. 

Perjalanan dari Perth ke I Gusti Ngurah Ray International Airport ,membutuhkan waktu 3 jam dan 45 menit. Karena sudah mendekati tengah malam.maka kalau biasanya saya memanfaatkan waktu terbang dengan mengetik naskah,tapi kali ini ,kami berdua memilih tidur. Karena sudah terbiasa mondar mandir  dalam berbagai kesempatan melanglang buana kemana mana,maka kami bisa tidur dimana saja. 

Baik di kereta api yang sedang melaju, maupun di pesawat yang sedang terbang di atas awan. Kami baru terbangun, ketika ada pengumuman bahwa pesawat akan mendarat dalam waktu dekat.

dok pribadi
dok pribadi
I Gusti Ngurah Rai Yang Sudah Bersolek

Turun dari pesawat dan memasuki jalur pemeriksaan imigrasi, para penumpang dibagi atas dua kelompok,yakni penumpang yang memegang paspor asing,antrian panjang di depan loket pemeriksaan imigrasi, sedangkan pemegang Paspor Indonesia, di jalur terpisah. 

Karena penumpang dengan paspor Indonesia bisa dihitung dengan jari tangan maka kami berdua dengan bebas melenggang masuk. Hanya menjawab pertanyaan basah basi dari si Mbak Petugas yakni: "Pulang kampung ya pak? Dan kemudian ucapan: "Selamat berlibur bapak dan ibu"  dan kami sudah berjalan menuju ke pintu keluar.

ket.foto:ini bukan gubuk,melainkan hotel yang memang sengaja dibangun semacam ini/ dok.pribadi
ket.foto:ini bukan gubuk,melainkan hotel yang memang sengaja dibangun semacam ini/ dok.pribadi
Sebelum keluar,menyempatkan diri mengabadikan dekorasi yang sangat  menarik di bandara ini. Sesaat  seakan kami berdua berada ditaman yang amat  indah. Usai  mengabadikan  lewat kamera saku,maka kembali kami melangkah menuju ke pintu exit.

Tiba-tiba istri saya ,menarik tangan saya dan mengatakan:"Kita di jemput",sambil menunjuk ke arah seseorang yang memegang kertas bertuliskan :"Selamat datang Bu Roselina". Ya pucuk dicinta dan ulam pun tiba. Kami tidak perlu lagi mencari taksi,karena sudah dijemput dari pihak hotel Encore. 

Penjemput kami, memperkenalkan nama:" Pande" yang sangat santun dan ramah. Maka sambil terkantuk kantuk,kami  menumpang kendaraan hotel  menuju ke Hotel Encore,yang berlokasi di Seminyak.

dokpri
dokpri
Kami Tiba Jam 01.00 Dini Hari

Jam 01.00 dini hari kami tiba di hotel dan mendapatkan kamar di lantai 3 nomor kamar 3320 .Setelah bersih bersih  diri,terus kami terlelap dalam mimpi indah.Pagi jam 6.00 ketika terbangun dan membuka gorden  jendela kamar. tampak kolam renang yang airnya membiru di bawah. Rasanya ingin menikmati sejuknya air di kolam renang tapi karena perut sudah minta di isi ,maka kami turun lobi untuk sarapan: "All you can eat".

Kalau dulu dapat kesempatan breakfast all you can eat, hmm  pasti akan dimanfaatkan semaksimal mungkin. Tapi dalam usia yang menginjak ke angka 76, maka perut sudah membatasi jumlah makanan yang boleh masuk walaupun mata masih mau menikmatinya.

dokpri
dokpri
Tarif All you can eat tercantum Rp.115.00 seperti tampak pada gambar. Bagi orang Australia berarti hanya 10 dolar, yang kalau di Australia, hanya dapat secangkir capucinno saja. Begitu menyentuh sepotong kue, maka akan ada tambahan 5 dolar setiap sepotong kue.

Nah, disini dengan biasaya yang sama dengan secangkir capucinno di Australia, mereka bisa makan sepuas puasnya. Karena itu tidak mengherankan orang Australia lebih memilih berlibur di Bali ketimbang menghabiskan uang mereka di negeri sendiri. 

dok pribadi
dok pribadi
Ditemui G.M  Hotel

Sedang kami menikmati sarapan pagi, tiba tiba datang pak Ray, G.M dari hotel Encore menemui kami berdua. Kami kenal dengan Pak Ray sekeluarga,ketika merayakan the Golden Anniversary Wedding Day 4 tahun lalu, sewaktu pak Ray menjadi GM di Jayakarta Hotel. Kami sempat berbincang bincang beberapa menit dan kemudian Pak Ray pamitan karena banyak tugas lain.

foto bersama GM hotel / dok,pribadi
foto bersama GM hotel / dok,pribadi
Perjalanan kami ke Bali, termasuk penginapan dipersiapkan  oleh  putra  kami sementara antar jemput dan breakfast  all you can eat, ternyata merupakan welcome drink dari GM  Hotel, yakni pak Ray.Kami hanya dua hari di sini dan kemudian akan melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Ternyata Hotel di Bali tidak kalah mantapnya dibandingkan dengan hotel bintang 5 di Australia, termasuk kolam renang dan fasilias lainnya. 

4 Tahun tidak bertemu, ternyata Bali sudah menjadi sosok yang pesolek, cantik dan menawan hati. Saya dan istri bersyukur sudah mendapatkan kesempatan mengunjungi  5 benua di  dunia dan menurut pandangan pribadi saya, Indonesia tidak kalah dalam hal apapun dengan negeri orang!

Nah, siapa bilang Indonesia sama dengan Haiti?

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun