Jam 01.00 dini hari kami tiba di hotel dan mendapatkan kamar di lantai 3 nomor kamar 3320 .Setelah bersih bersih  diri,terus kami terlelap dalam mimpi indah.Pagi jam 6.00 ketika terbangun dan membuka gorden  jendela kamar. tampak kolam renang yang airnya membiru di bawah. Rasanya ingin menikmati sejuknya air di kolam renang tapi karena perut sudah minta di isi ,maka kami turun lobi untuk sarapan: "All you can eat".
Kalau dulu dapat kesempatan breakfast all you can eat, hmm  pasti akan dimanfaatkan semaksimal mungkin. Tapi dalam usia yang menginjak ke angka 76, maka perut sudah membatasi jumlah makanan yang boleh masuk walaupun mata masih mau menikmatinya.
Nah, disini dengan biasaya yang sama dengan secangkir capucinno di Australia, mereka bisa makan sepuas puasnya. Karena itu tidak mengherankan orang Australia lebih memilih berlibur di Bali ketimbang menghabiskan uang mereka di negeri sendiri.Â
Sedang kami menikmati sarapan pagi, tiba tiba datang pak Ray, G.M dari hotel Encore menemui kami berdua. Kami kenal dengan Pak Ray sekeluarga,ketika merayakan the Golden Anniversary Wedding Day 4 tahun lalu, sewaktu pak Ray menjadi GM di Jayakarta Hotel. Kami sempat berbincang bincang beberapa menit dan kemudian Pak Ray pamitan karena banyak tugas lain.
4 Tahun tidak bertemu, ternyata Bali sudah menjadi sosok yang pesolek, cantik dan menawan hati. Saya dan istri bersyukur sudah mendapatkan kesempatan mengunjungi  5 benua di  dunia dan menurut pandangan pribadi saya, Indonesia tidak kalah dalam hal apapun dengan negeri orang!
Nah, siapa bilang Indonesia sama dengan Haiti?
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H