Teman-teman Saya :"Iri Hati"Â
Setiap kali kami melakukan perjalanan bersama anak mantu dan cucu cucu kami,selalu mengundang komentar dari teman teman sebaya kami.yang intinya mengatakan bahwa  mereka "iri hati"menengok kami bisa akrab dengan anak anak,walaupun mereka sudah berkeluarga,bahkan sudah punya mantu.
Tetap Akrab Walaupun Mereka Sudah Berkeluarga
Sejak kedua putra dan putri kami ,ketiga tiganya sudah berkeluarga,namun sama sekali tidak mengurangi keakraban kami dengan  anak anak.Setiap ada kesempatan,setidaknya,kami manfaatkan untuk makan bersama. Setiap kali kami pulang ke Indonesia,maka pasti kami akan diajak oleh putra kami yang tinggal di jakarta,untuk makan malam bersama dan kemudian disaat  senggang,kami lewatkan dengan berdiskusi dalam berbagai topik.Kemarin ini,Putra kami Irwan menelpon pada mama nya :" Ma.saya sudah dua kali coba tranfer ke rekening mama,tapi koq nggak bisa ?"Â
Pembicaraan sangat biasa,tapi memliki  makna yang mendalam,betapa putra kami Irwan yang tinggal di jakarta, tanpa pernah diminta,sudah berusaha untuk mentransfer dana kerekening mamanya.
Begitu juga ,ketika kami berada di Perth, selain diajak makan  bersama, terkadang kami diajak untuk berlibur keluar ,antara lain ke Tasmania dan  ke Jepang. Malahan ketika putra kami Irmansyah untuk pertama kalinya membawa pulang Drone dari Amerika Serikat,saya diajak kerumahnya untuk mengoperasikan Drone  bersama sama.Â
Selain itu,terkadang kami diajak main bowling atau main badminton bersama sama. Â Hal yang tampak sangat sepele,namun ternyata bagi teman teman sebaya kami, merupakan sebuah surprise Mereka heran,bagaimana diusia memasuki ke tiga perempat abad,kami masih mampu menjaga keakraban dengan anak anak kami.
Setiap bulan, ada pesan WA masuk :"Pa,apakah transfer sudah masuk ? " Bayangkan betapa bahagia mendapatkan perhatian begitu besar dari anak anak kami,walaupun mereka sendiri sudah memiliki anak anak,yang membutuhkan perhatian mereka.Â
Kemarin ada paket kiriman datang dari Putri kami Irvianti, yang tinggal di Wollongong. Satu untuk saya dan satu lagi untuk mamanya,yakni alat untuk mengukur tensi ,serta menghitung berapa langkah kita sudah berolah raga setiap hari. Â
Kalau masalah beli,tentu saja ,kami bisa membeli dengan uang sendiri,karena harganya mungkin sekitar 100 dolar perunit.Namun hadiah dari anak,memiliki nilai yang tidak dapat dibandingkan dengan barang yang dibeli sendiri.
Natal kemarin,kami dapat hadiah Natal ,selain dari mendapatkan tas komputer,sepatu musim dingin, syal ,pemanas ruangan mini dan sebagainya dari anak mantu dan cucu cucu,serta cucu mantu,kami mendapatkan hadiah Laptop Asus ,masing masing satu unit. Kebetulan Laptop yang kami beli,sudah mulai sering eror,maka tentu saja hadiah ini,menjadi hadiah yang sangat berarti bagi kami berdua.
Apa  yang kami rasakan hingga diusia menua ini,betapa kami disayangi anak anak dan tetap akrab,walaupun mereka sudah mempunyai keluarga sendiri,tentu tidak terjadi secara serta merta.  Karena sejak mereka kecil semua sudah kami persiapkan,yakni betapapun sibuknya,tetap menyediakan waktu untuk anak anak.Â
Kami bahkan tidak pernah jalan jalan keluar negeri,tanpa anak anak,kecuali ketika saya sakit dan harus di operasi  berkali kali di rumah sakit di Singapore.Â
Pada waktu itu teman teman kami heran dan bertanya :"Aduh tidak terbanyangkan repotnya,  bawa 3 anak jalan jalan keluar negeri . Bayangkan  rombongan tur sudah siap mau berangkat,anak anak ada yang masih tidur Bagaimana bisa begitu ?"
Tapi kami sama sekali tidak merasa terbebani membawa  anak anak kami jalan jalan keluar negeri,malahan justru dapat merasakan  kebahagianan sepenuhnya ,menikmati perjalanan bersama anak anak,Bahkan Pemandu Wisata kami di Taiwan mengatakan :" Anda luar biasa. bawa 3 orang anak, tapi selalu on time. Yang terlambat justru yang tidak bawa anak "Â
Karena itu,hingga kini,kami selalu dimanja oleh anak anak kami.Tanpa sekali jujga kami  meminta,baik berupa barang ataupun uang.Apalagi yang kami lakukan,selain dari bersyukur tak henti hentinya?
Kondisi seperti ini,mustahil dapat diciptakan dalam  seketika. Karena apa yang sudah terpatri dalam hati dan jiwa anak anak semasa masih kanak kanak,tidak akan pupus oleh perjalanan waktu dan tidak akan lapuk oleh hujan dan panas.
Semoga ada manfaatnya bagi generasi muda,agar sejak sedini mungkin mempersiapkan anak anak ,dengan memberikan contoh teladan kepada mereka. jangan lupa satu contoh yang baik,jauh lebih berharga ketimbang  100 kali kotbah .Karena  kotbah terbaik adalah justru contoh teladan dari kita sebagai orang tua.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H