Maharaja mengumumkan, sesungguhnya Jendral Chin harus dijatuhi hukuman mati.Tapi mengingat jasanya yang besar terhadap kerajaan,maka ia hanya dicopot  dari seluruh jabatan dan diusir dari kerajaan.Â
Jendral Thung yang sedang dalam perawatan karena  terluka parah, mengutus wakilnya,untuk memohonkan kepada Maharaja agar Jendral Chin diampuni. Maharaja sangat terharu akan kebesaran jiwa Jendral Thung, namun tidak bisa menarik titahnya. Karena itu  sebelum Jendral Chin diusire dari kerajaan, Maharaja memerintahkan  prajurit untuk mengantarkannya kepada Jendral Thung untuk meminta maaf.
Ketika Jendral Chin berlutut didepannya,maka Jendral Thung menyuruh semua prajurit keluar dan menjaga jangan ada yang masuk, karena ia ingin berbicara 4 mata dengan  Jendral Chin. Ketika dalam tenda,hanya ada mereka berdua,maka Jendral Thung berkata: "Chin, anda orang pintar, tapi anda lupa, bahwa yang mampu mengalahkan orang pintar adalah orang yang cerdik. Anda lupa akan taktik, yakni: "Membunuh anak buah sendiri dan melukai diri adalah jalan paling ampuh memenangkan pertarungan. Karena dihadapan Maharaja dan rakyat kerajaan, orang yang jadi korban adalah orang benar"
Jendral Chin hanya bisa diam karena ia  memahami bahwa kini, dirinya  hanyalah rakyat biasa. Satu kata saja sudah cukup untuk membuat kepalanya mengelinding di tanah.
Sumber bacaan: "the screet of victory "
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H