" John,masa lupa,kita kan sahabat baik dan tetangga ?!" Jawab saya agak grogi ,namun masih penuh harapan
"Hmm hmmm Oya yaa... apa kabar Effendi?" suara John amat datar.Tapi bagi saya ,serasa seperti bara menyala yang disiram dengan seember air.Â
Tidak ada nada antusias,sebagaimana layaknya,sahabat lama saling bertemu dan berbicara lewat telpon.Â
Untuk sesaat saya terdiam. Dan terdengar suar John kembali di telpon :" Maaf ya Effendi,saya sudah ditunggu ,mau meeting ,apa yang bisa saya bantu?" Jawab John
Kalimat ini sungguh terasa sangat menusuk bagi saya. Serasa tidak percaya akan apa yang saya dengar.Â
Mau marah? Apa hak saya? Lagi pula ini adalah kesalahan saya,karena lupa diri.Lupa bahwa sahabat saya kini,sudah menjadi orang sukses.Â
Kemudian,saya menjawab datar:"Ok John,terima kasih anda sudah mau menerima telpon saya. Â Saya tidak perlu bantuan apa apa"Â
" Okelah ya Effendi" dan klik telpon ditutup
Pelajaran berharga bagi saya
Kejadian ini,membuat saya sedih.Namun menyadarkan saya,bahwa uang,kekayaan dan kesuksesan bisa mengubah sikap orang,dari seorang sahabat baik selama belasan tahun,tiba tiba bisa bersikap seakan berbicara dengan orang asing ,yang menelpon untuk minta bantuan.
 Dan dalam hati,saya bertekad,tidak akan menggunakan kalimat :" apa yang bisa saya bantu?" bila yang menelpon adalah sahabat saya.