Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Terus Terang yang Menyebabkan Berakhirnya Sebuah Kehidupan

19 November 2018   19:25 Diperbarui: 19 November 2018   19:35 1059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi:mozaik.com

Tapi ada pertanyaan Laila,yang tidak secara serta merta dapat saya jawab,yakni :"Opa,menurut Opa apakah sebaiknya saya ceritakan tentangpenyakit yang saya derita walaupun sudah mulai membaik,kepada calon suami saya atau saya diamkan saja?"

Sungguh saya tidak mampu secara serta merta menjawabnya,karena menyangkut kehidupan seseorang Dan orang itu adalah putri sahabat baik kami,yang sebelum meninggal  menitip pesan,agar memperhatikan cucu kesayangannya.yakni Laila.Karena itu,saya hanya  memberikan pandangan sebagai berikut :

  1. Kalau didiamkan,seandainya setelah menikah,suaminya tahu bahwa Laila adalah penderita  penyakit lupus,maka tentu ia merasa dibohongi..Pria manapun di dunia ini,tentu tidak akan senang,bila merasa ada sesuatu yang disembunyikan dari dirinya.
  2. . Kalau Laila berterus terang,bukannya tanpa resiko.karena boleh jadi setelah mendengarkan tentang penyakit yang diderita Lalla,bisa jadi pikirannya berubah dan rencana pernikahan mereka menjadi batal.

Sebuah Pilihan Teramat Sulit Bagi Laila

Pada awalnya,saya yakin,kalau calon suaminya sungguh sungguh mencintai Laila,maka mungkin saja ia akan terkejut mendengarkan pengakuan Laila,tentang penyakit yang dideritanya.

Namun pasti tidak akan tega membatalkan pernikahan mereka,hanya karena  Laila menderita suatu penyakit. Namun  keputusan saya serahkan sepenuhnya kepada Laila dan menyarankan,agar sebelum mengambil keputusan,sebaiknya bicarakan hal ini kepada kedua orang tuanya,yang lebih berkompeten dalam hal ini.

Ternyata,ayah dan bundanya,menyarankan agar Laila berterus terang,dengan pesan,: "Jangan mengawali pernikahan dengan menyembunyikan sesuatu " begitu pesan kedua orang tuanya,yang tampaknya,juga memiliki keyakinan yang sama,seperti saya,yakni bahwa calon mantunya akan menerima putrinya ,apa adanya.

Mimpi Buruk Itupun Tiba

Ternyata,setelah Laila berterus terang kepada calon suaminya,pria tersebut hanya terdiam dan kemudian pamitan  pulang. Dua hari kemudian menyurati Lalia ,yang isinya :" Laila,dengan berat hati aku harus mengatakan kepadamu,bahwa kedua orang tuaku,sudah lama ingin mengendong seorang cucu. 

Dengan kondisi menderita gangguan penyakit,kami tidak mungkin akan melahirkan bayi yang sehat  .Aku sesungguhnya sangat mencintaimu,namun disisi lain,aku tidak ingin mengecewakan wanita yang telah melahirkan diriku,yakni ibuku sendiri."

Sejak menerima penolakan tersebut,kondisi Laila langsung ambruk.Saya merasa serba salah dan menelpon orang tuanya.Namun kedua orang tuanya mengatakan,bahwa justru merekalah yang mendorong, agar Laila berterus terang,karena tidak ingin putrinya mengawali pernikahan yang suci,dengan menyembunyikan  sesuatu dari calon suaminya.

Saya sempat berbicara dengan Laila,namun ia sudah tidak mampu lagi berkata kata,yang terdengar hanyalah tangisannya .. Seminggu setelah kami kembali ke Australia,kami mendapat pesan dari ayahnya,yang mengatakan, "Kita ikhlaskan Laila ya pak. Maafkan kalau ada kesalahannya.Subuh tadi Laila sudah berpulang"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun