Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hal-hal yang Diperlukan untuk Bangkit dari Keterpurukan Hidup

2 November 2018   18:56 Diperbarui: 2 November 2018   21:27 3753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tinggal di perumahan buruh hanya untuk tidur di atas tempat tidur yang terbuat dari papan kasar. Sebagai penganti kasur, ada lembaran karet, yang disambung-sambung, agar punggung tidak terlalu sakit.

Saban malam saya nyalakan obat nyamuk, karena memang lokasinya berada di pinggir hutan dan jauh dari sebutan kelambu. Selama seminggu pertama, setiap hari rasa mual menyesak di dada, karena bau karet yang direndam. 

Sepanjang hari, kami bernafas dengan bau tersebut. Setiap malam, satu-satunya tontonan bagi kami berdua adalah memandang kunang-kunang berterbangan di sekeliling pemondokan. Ada bunyi kodok, jangkrik, dan tokek, yang menjadi musik alami bagi kami.

Jam empat pagi harus mau bangun, agar tidak antre lama di sumur umum. Untuk wanita, mandi harus jongkok, kalau tidak mau terlihat bagian atas tubuh, karena yang namanya "kamar mandi" terbuat dari seng bekas yang tingginya hanya sepinggang. 

Selama dua tahun jadi kuli di pabrik Karet di pinggiran kota Medan, nasib tak kunjung berubah ,bahkan dua kali hampir mati karena terserang malaria. Maklum kami tinggal di desa Petumbak yang pada waktu itu masih dikelilingi hutan. 

Akhirnya memutuskan untuk pulang kampung dan mejadi penjual kelapa di pasar Tanah Kongsi. Berkat kerja keras dan tidak pernah menyerah dan tentunya berdoa siang dan malam, akhirnya saya menemukan jalan untuk mengubah nasib kami.

Bangun dan Melangkah Maju

Ubah persepsi kita tentang hidup. Yakinkan diri kita bahwa kalau orang lain bisa sukses maka kita pun bisa. Karena pikiran pada tubuh kita adalah ibarat motor pada sebuah kendaraan.

Betapapun kuat dan indahnya sebuah kendaraan, tapi tanpa motor maka ia tak lebih dari setumpuk barang mati. Mengubah persepsi tentang hidup,berarti mengubah sikap mental, maka perilaku juga akan berubah.

Berhentilah berkeluh kesah. Karena orang yang selalu mengisi hidupnya dengan keluh kesah adalah orang yang menabur benih-benih negatif dalam hidupnya. Maka disini berlakulah hukum tabur tuai, "siapa yang menabur, akan memetik hasilnya sesuai dengan apa yang ditanamnya".

Mungkin kita masih ingat sebuah peribahasa "Yang menabur angin, akan menuai badai". Setiap pengulangan kalimat yang sama, secara sadar ataupun tidak, akan menjadi doa kita. "You are what you think".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun