Mungkin saja selama ini,setiap hari ,ada saja hal hal yang membuat kening kita berkerut. Bukan hanya semata perkara materi,tapi penyebabnya bisa apa saja. Rasa tidak puas karena berbagai harapan yang tidak terpenuhi ,maupun impian untuk mendapatkan sesuatu,yang belum dapat diraih. Belum lagi urusan pekerjaan, Bos yang judes, gaji tidak sesuai harapan dan seterusnya.Â
Pokoknya tidak ada hari tanpa kening kita berkerut dan berkeluh kesah. Tetapi ketika kita mendengarkan ,membaca ataupun menyaksikan gempa dan tsunami yang memporak porandakan  hidup saudara saudara kita di  Sulteng atau tepatnya di Palu dan Donggala, maka kita baru tersentak,bahwa selama ini kita hanya buang buang waktu untuk hal hal yang tidak perlu, sehingga lupa menyukuri apa yang ada pada kita.Â
Membayangkan, seorang remaja putri yang kakinya tertimpa beton rumah sementara disampingnya  terbaring jazad wanita yang telah melahirkannya dalam kondisi yang sudah tidak utuh lagi Dan hanya berjarak dua meter dari tubuhnya yang terhimpit,ada keponakan kesayangannya,yang sudah tidak lagi bisa menjawab panggilannya,karena telah meninggal
Kita menyaksikan melalui siaran televisi ,sambil duduk diruang tamu yang hangat dan dikelilingi oleh anak anak dan istri ,serta anggota keluarga lainnya.Coba bayangkan betapa kondisi saudara saudara kita,yang harus menguatkan hati,memeriksa tubuh tubuh yang sudah tidak bernyawa,apakah mungkin berada disana.? Â Bayangkan sejumlah 844 orang ,akan dikebumikan secara massal,pada lubang yang digali seluas 10 x 100 meter.bagaimana perasaan keluarga mereka?
Selain dari berita simpang siur ,tentang penjarahan  dan tindakan kriminal lainnya,masih ada juga yang tega memberikan komentar yang mengaitkan musibah yang terjadi dengan urusan dosa. Seakan orang yang melempar komentar tersebut adalah manusia yang sholeh dan tanpa dosa. Komentar komentar miring,yang sesungguhnya memberikan gambaran kepada orang banyak,tentang dirinya. Karena apa yang ditulis atau diucapkan adalah gambaran dari kepribadian  orang yang mengucapkannya.
Semoga kita tidak termasuk diantaranya.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H