Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis adalah Sarana Latih Diri untuk Bersabar!

8 Agustus 2018   22:50 Diperbarui: 8 Agustus 2018   23:08 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menulis itu Gampang! Yang Sulit Adalah Menulis Secara Konsisten

Kosa kata: "konsisten "bisa dimaknai dari dua sudut pandang. Konsisten menulis setiap minggu atau setiap hari,tentu adalah contoh daripada penilaian yang positif. Karena kata: "konsisten" disini, ditekankan pada disiplin diri untuk terus menulis, bukan hanya  ketika mood sedang move on. Akan tetapi "kosisten" bisa juga dimaknai seperti: "menulis yang itu ke itu juga", yakni tidak mengikuti trend yang sedang berlangsung.  

Dengan menulis secara konsisten, maka pembaca dapat dengan mudah memberikan label tak tertulis kepada diri kita, yakni: "Penulis Politik " atau "Penulis Fiksi". maupun "Penulis Khusus Kuliner" dan banyak lagi label lainnya.

Untung Ruginya 

Setiap aksi, termasuk aksi dalam menulis, sudah tentu tidak terluput dari penilaian: "untung dan rugi". Orang yang mampu menyesuaikan diri untuk menulis mengikuti trend beruntung, karena dapat menjaring ribuan pembaca. 

Sedangkan secara nyata, bahwa menulis artikel yang konsisten (itu ke itu juga) akan menuai rasa kecewa, karena tulisannya hanya dikunjungi oleh teman teman baik saja, yang jumlahnya sekitar 5 persen dari total followers yang jumlahnya ribuan orang, seperti tertera pada profile masing masing.

Penulis yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri menulis sesuai trend dari saat kesaat,akan menuai level tertinggi dalam hampir setiap tulisan yang berhasil dipublished. Baik di level: "Tertinggi", maupun dilevel: "Terpopuler", bahkan tidak jarang, berhasil dapat meraup keduanya dalam satu artikel. Bahkan tidak tertutup kemungkinan, mampu menjaring "3 ekor ikan kakap sekaligus dalam satu mata kail" yakni: "Tertinggi, Terpopuler dan sekaligus di Headline"

Ada Seleksi Alam Bagi Setiap Penulis

Kalau boleh diibaratkan orang memancing di sungai yang sama, mengunakan tali dan mata pancing yang sama,namun umpan yang berbeda bedaa,maka hasilnya juga akan berbeda. Ada yang memasang umpannya sepotong udang, tapi yang makan cuma ikan sebesar telapak tangan, tapi ada juga yang umpannya cuma menggunakan seekor  cacing, tapi yang nyangkut dikailnya. malahan seekor kakap besar. 

Hal ini dapat mengakibatkan orang yang merasa sudah membuang waktu dan umpan yang mahal,merasa tidak perlu lagi memancing,karena hasilnya bertolak belakang dengan apa yang diharapkan. 

Disinilah agaknya,seleksi alam bekerja ,menyeleksi mana yang menulis,karena memang ingin menulis,karena memiliki prinsip pribadi yang memotivasinya untuk menulis,sedangkan bagi yang menulis ,karena ingin mendapatkan seperti yang diharapkannya,maka semangat yang tadinya mengebu gebu ,akan  surut dan akhirnya berhenti menulis.

Apa Yang Bagus Menurut Kita Belum Tentu Diminati 

Tidak jarang, kita merasa sudah menulis dengan sepenuh hati dan berusaha menempatkan foto foto pendukung yang pas dan sangat serasi dengan artikel yang di published, dengan harapan akan: "diserbu" oleh para pembaca. Tetapi setelah berjam jam berlalu, artikel yang dianggap menarik dan menawan tersebut, hanya disinggahi puluhan orang yang mungkin saja ada history hubungan pertemanan online atau malahan pernah kopdar. 

Sebaliknya,ada artikel yang ditulis dalam waktu setengah jam dan terus ditayangkan, ee malah banyak yang membaca dan memberikan komentarnya. 

Ujian Lainnya Adalah Tidak Bisa Login

Dalam dua minggu belakangan, sudah 3 kali saya tidak bisa login,seperti terjadi juga pada hari ini. Sejak dari pukul 5.00 pagi waktu Italia, saya mencoba membuka Kompasiana.

Bisa dibuka, tapi ketika akan menjawab komentar, ada tulisan muncul kepermukaan: "Maaf, anda harus login terlebih dulu. Namun usaha login dari pagi hingga sore gagal dan baru  saat ini berhasil. Tapi ketika akan mengupload gambar. muncul lagi peringatan: "Maaf, server kami sedang sibuk, harap tunggu beberapa saat lagi". 

Sungguh sebuah latih diri yang sangat efektif, menjadi seorang Penulis agar selau siap untuk bersabar dan jangan pernah putus asa,bila tulisan hanya disinggahi belasan pembaca. Padahal Admin sudah berbaik hati menempatkan tulisan kita di level highlight.

Tidak salah rasanya, kalau disebutkan bahwa menjadi Penulis itu adalah gampang gampang susah. Gampang menulis, tapi  harus mampu menahan diri untuk tetap menulis ,disaat saat ada hujan: "Maaf anda harus login terlebih dulu" dan terkadang ditimpali dengan: "Maaf, server kami lagi sibuk, harap sabar beberapa saat lagi" Karena pengertian: "beberapa saat disini" bisa berarti beberapa menit, namun bisa juga beberapa jam"

Nah, meniru kalimat: "Sudah tahu Jakarta macet, sapa suruh ente datang ke Jakarta", mungkin boleh juga dikilaskan di sini: "Sudah tahu bahwa mejajdi Penulis itu gampang gampang susah, sapa suruh mau jadi Penulis"

Catatan: sebuah omelan dari seorang kakek, karena sejak tadi pagi belum berhasil posting satupun artikel"

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun