Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menengok Kehidupan Petani di Desa Materllago, Italia

26 Juli 2018   12:35 Diperbarui: 26 Juli 2018   12:50 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Tak ada pembicaraan yang mengarah kepada situasi politik, agama atau apapun yang dapat menodai suasana damai yang sedang kami nikmati. Dan tentunya, sementara berbicara sambil bercanda ada ice cream gelato hasil buatan sendiri yang disuguhkan kepada kami

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Diluar rumah tampak buah tomat yang besar besar di jemur karena masakan Italia hampir tidak ada yang tanpa tomat. Ada juga tomat yang seperti buah anggur sedang ranum di kebun. Menikmati secara  langsung buah tomat dari kebun, sungguh terasa sangat nikmat, apalagi di musim panas.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Ada pohon buah Peach yang sedang sarat dengan buahnya, sehingga harus ditopang,agar tidak patah. Di belakang perkebunan ada kandang ayam yang dimanfaatkan untuk konsumsi keluarga.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Sumur Bor Kedalaman 300 Meter

Ada sumur Bor dengan kedalaman 300 meter dan airnya layak diminum langsung.  Secara logika bisnis, sesungguhnya bisa dijadikan sumber uang masuk, namun ternyata cara berpikir hidup di kota besar, berbeda dengan mereka yang hidup di desa. Ternyata sumur bor ini dibangun bersama sama dan terbuka untuk orang orang sekitarnya untuk mengambil sepuas hati.

Tidak ada kurungan besi atau apapun,disekeliling sumur ini,karena sumber air ini dijadikan sebagai sarana untuk hidup berbagi. Hal yang di kota, sesuatu yang tidak mungkin ditemukan. 

Maka kami minta ijin untuk mengisi botol botol kosong di mobil dengan air langsung dari bumi ini. Terasa sejuk dan menyegarkan. Air mineral tanpa tambahan zat apapun. Sebagai orang yang pernah berbisnis, saya terus terpikirkan, mengapa tidak dijadikan sumber masukan ? Inilah beda cara berpikir ,orang  yang hidup di kota dan orang yang sudah terbiasa hidup di desa.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Tidak membutuhkan kendaraan baru, tidak perlu ponsel mutakhir dan tidak perlu perabot rumah yang mewah. Bagi mereka ketika kebun tomat mereka berbuah lebat atau  pohon buahan mereka bisa dipanen sudah merupakan sebuah kebanggaan. 

Mereka tidak butuh kebanggaan yang diimpor dari benda-benda mahal. Menikmati makanan dari hasil perternakan dan perkebunan sendiri. Jauh dari kebisingan dan hingar bingar kota dan tidak terkontaminasi dengan virus politik.

Sebelum pulang, kami dibekali oleh-oleh buah tomat segar sekantung penuh dan buah melon yang sudah ranum. Sambil melambaikan tangan: "Arriverderci", sampai bertemu kembali!

Sebuah pelajaran hidup yang dapat dipetik adalah: " Hidup itu sesunguhnya sederhana, mengapa terus dipersulit?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun