Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sehari Suntuk Menelusuri Pernak-pernik Venesia

22 Juli 2018   02:18 Diperbarui: 22 Juli 2018   13:30 952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Venezia atau ditulis dalam bahasa Inggeris menjadi Venice, adalah kota yang sama. Hanya sekadar perbedaan bahasa saja, seperti juga ketika kita menuliskan dalam bahasa indonesia menjadi Venesia yang memiliki Marcopolo International Airport. Jarak lokasi wisata ini dengan  kota Padova, di mana kami tinggal bersama adik kami hanya sekitar 30 menit berkendara.

Usai sarapan pagi, kami langsung diajak adik kami Margaretha dan suaminya Sandro menuju ke stasiun kereta api yang akan membawa kami ke Venesia St.Lucia. Karena ada 2 Venesia disini, yakni satu Venesia daratan dan yang menjadi daerah tujuan wisata adalah Venesia Santa Lucia.

dokumentasi: tjiptadinata effendi
dokumentasi: tjiptadinata effendi
Jarak dari unit apartemen adik kami menuju ke stasiun kereta api hanya ditempuh dalam waktu beberapa menit. Setelah kendaraan di parkir, Margaretha membeli tiket pulang pergi senilai 8.50 Euro per orang atau setara sekitar Rp. 125.000. Karena kereta api ini sekaligus merupakan bagian dari promosi wisata di sini, maka kondisi tempat duduknya dibuat sangat nyaman, sehingga setiap penumpang dapat bersandar dengan santai.

dokumentasi: tjiptadinata effendi
dokumentasi: tjiptadinata effendi

Venesia yang Tidak Pernah Sepi Pengunjung

Walaupun kami datang pagi hari, tapi ternyata disana sudah ramai. Tidak dapat membedakan mana yang wisatawan domestik atau wisatawan dari mancanegara, kecuali ketika mereka berbicara. Karena warga lokal di sini bukan hanya kulit putih semata, tapi juga terdiri dari berbagai suku bangsa di dunia ,antara lain dari India, China dan wajah-wajah yang bertampang Timur Tengah.

Di sepanjang jalan, berjajar dengan rapi restoran yang berdampingan dengan hotel yang sama sekali tidak tampak sebagai hotel, karena merupakan bangunan kuno. Kentara benar, bahwa pemerintah di sini benar-benar menjaga keasrian seluruh bangunan, sehingga semuanya tampil sebagaimana bangunan pada abad lalu. 

dokumentasi: tjiptadinata effendi
dokumentasi: tjiptadinata effendi

Pedagang Kaki Lima

Diruas jalan yang agak lapang, tampak beragam kedai kedai kaki lima yang menjajakan aneka ragam barang dagangan mereka. Mulai dari aneka ragam cendera mata, baju kaus merk Venezia dan beragam topeng dari ukuran mini, hingga topeng yang dapat digunakan oleh orang dewasa.

Seperti layaknya barang-barang di kaki lima di negeri kita, disini harga barang bisa ditawar. Umpamanya selembar baju kaus yang ditawarkan dengan harga 10 Euro setelah ditawar, akhirnya dijual dengan harga perlembatnya 6 Euro.

dokumentasi: tjiptadinata effendi
dokumentasi: tjiptadinata effendi
Sementara kalau merasa haus, ada buahan dingin yang sudah dipotong-potong dan dijual dengan harga 1 Euro per bungkus yang isinya dua potong. Bedanya kalau membeli buah dengan harga 1 atau 2 Euro maka harganya tidak bisa ditawar lagi.

dokumentasi: tjiptadinata effendi
dokumentasi: tjiptadinata effendi

Ice Cream Gelato

Kalau berkunjung  ke Venezia, tentu masih kurang rasanya kalau belum mencicipi ice cream Gelato yang rasanya memang jauh berbeda dengan ice cream yang biasa kita temukan di berbagai mal di tanah air kita. Gelato tidak menggunakan cream atau esense buahan, melainkan semuanya asli dari susu dan buahan segar, serta gula pasir . Menikmati gelato setelah berjalan berjam-jam diteriknya mentari tentu saja merupakan kenikmatan tersendiri.

lin-gwek-sandro-2-5b5401415a676f49c5796492.jpg
lin-gwek-sandro-2-5b5401415a676f49c5796492.jpg
Siang hari, karena perut terasa lapar maka kami diajak untuk menikmati Langsana dan spageti. Uniknya, spagetinya berwarna hitam karena sausnya bukan dibuat dari bahan dasar tomat dan daging yang sudah dihaluskan sebagaimana biasanya, melainkan dari tinta cumi  yang biasanya ktia buang Tapi anehnya walaupun dari tampilannya sama sekali tidak menarik, setelah dicicipinya ternyata enak.
dokumentasi tjiptadinata effendi
dokumentasi tjiptadinata effendi
Hal yang Mengagumkan

Walaupun para wisatawan berjubel memenuhi lokasi wisata ini,namun ada hal yang menurut saya sangat mengagumkan,yakni tidak tampak sepotongpun sampah yang tercecer di jalanan dan tidak ada botol bekas minuman yang tergeletak dijalan,semuanya dimasukan kedalam tempat sampah. Ditambah lagi,sehari suntuk menelusuri hampir seluruh pelosok Venesia ini,tidak terdengar ada yang kecopetan.

Menurut adik kami yang sudah tinggal selama 40 tahun disini,memamg amat jarang terdengar berita tentang tindak kejahatan terjadi disini,termasuk pencopet.

Mungkin hal ini,merupakan salah satu selling point bagi pemerintah setempat dalam "menjual" Venesia sebagai daerah tujuan wisata.Karena bagi para wisatawan,bukan hanya mengejar keindahan alamnya,tapi tentu juga keamanan  dan kenyamanan bagi para pengunjung.

dokumentasi: tjiptadinata effendi
dokumentasi: tjiptadinata effendi
Ada Satu Satunya Casino 

Satu satunya Casino yang terdapat di Venesia, tampak tak ubahnya bagaikan sebuah bangunan tua .Ketika kita masuk kedalamnya baru tampak bahwa sesungguhnya didalamnya sangat apik dan menarik. Tapi hanya belasan orang saja yang berada disana dan setelah berkeliling,kami keluar dan melanjutkan perjalanan ,menapaki sudut sudut Venesia

dokumentasi tjiptadinata effendi
dokumentasi tjiptadinata effendi
Tanpa terasa ,mentari sudah mulai condong kebarat .Walaupun pengunjung masih memenuhi lokasi wisata ini,tapi kami menyudahi perjalanan kami pada hari ini,agar ada waktu untuk beristirahat.Lagi sebuah kenangan indah,yang terpateri dalam hati kami pada hari ini dan tentunya melambungkan rasa syukur kami.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun