Selama ini, Indonesia sering "mengekspor asap" ke negara tetangga, yang menyebabkan penduduk dari negara tetangga menjadi klabakan. Menggunakan masker untuk menutup hidung dan mulut, namun tetap saja efek negatif dari asap tidak bisa dipupus habis.
Akibat asap kiriman dari Indonesia, banyak penduduk negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura mengalami berbagai gangguan kesehatan, terutama yang berurusan dengan paru paru.
Kali Ini Indonesia Khususnya Jawa Dapat Kiriman Udara Dingin
Dalam beberapa minggu terakhir suhu dingin melanda hampir sebagian besar wilayah di Pulau Jawa. Dan saya mencoba melakukan cross check pada teman teman yang domisili di Pulau Jawa.
Rata-rata mengakui bahwa memang benar ,udara di berbagai kota, mendadak akhir-akhir ini menjadi dingin. Satu-satunya kota yang tidak merasakan udara dingin, kiriman dari benua Kanguru ini, hanyalah Jakarta.
Warga Pulau Jawa Diminta Agar Waspada
Menurut berita yang disiarkan oleh Kompas.com, Kepala Bagian Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Hary Tirto Djatmiko mengingatkan bahwa  saat ini merupakan puncak musim kemarau yang ditandai dengan suhu yang lebih dingin dan angin lebih kencang, akibat dari  Indonesia mendapat pengaruh dari aliran  dingin dari Australia.
Turunnya suhu udara lebih dingin ini membuat kita lebih rentan terhadap beberapa penyakit. Menurut Dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD, ada dua penyakit yang bisa timbul, yakni penyakit kronis yang sudah ada sebelumnya lebih rentan mengalami kekambuhan.
"Misalnya saja asma, pilek alergi, sinusitis serta alergi kulit karena udara dingin," katanya mengitup kompas.com.
Siang hari, kendati sinar mentari bersinar cerah, tapi tetap saja udara terasa dingin menggiggit. Bukan hanya dingin bagi para pendatang, termasuk dari Indonesia, tapi juga dirasakan oleh warga lokal.
Hal ini tampak kentara dari cara berpakaian mereka. Kalau biasanya di sore hari warga lokal keluar rumah dengan pakaian seminim mungkin, sejak musim dingin ini, semuanya sudah berpakaian lengkap dan masih ditambah dengan jaket dan syal.
Apalagi kami orang Indonesia, sudah berlapis-lapis menggenakan pakaian dalam, masih terasa sangat dingin bila berada di luar rumah.
Di jalan raya pada sore hari semua kendaraan sudah menyalakan lampu, karena cuaca sudah gelap dan angin dingin bertiup sangat kencang.
Di malam hari, suhu bervariasi, antara  3- 5 derajat Celcius yang sebenarnya tidak terlalu dingin, hanya angin yang bertiup sangat kencang sehingga membuat tubuh mengigil.
Karena itu, jalanan di sini tampak sepi dari pejalan kaki, karena orang lebih senang tinggal dirumah, menikmati minuman penghangat tubuh, baik kopi, maupun wine.
Hal yang paling banyak dirasakan penduduk di sini adalah flu, akibat angin yang sangat dinginÂ
Mau ke Restoran  Harus Booking Terlebih Dulu
Kalau di musim panas atau semi, tidak perlu booking ,kita bisa langsung ke restoran yang dituju. Dan bila kebetulan meja belum ada yang kosong maka para tamu dengan ikhlas menunggu di luar--karena tidak mungkin berdiri di belakang orang yang lagi makan.
Tapi di musim dingin, perlu di-booking terlebih dulu karena ketika kita tiba, seluruh meja masih digunakan, tidak mungkin menuggu di luar. Sebab, udara dingin menusuk hingga ketulang.
Nah, bagi yang tidak tahan dingin, perlu menghindari berkunjung ke luar negeri pada waktu musim dingin demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H