Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Jual Beli dengan Cara "Marosok" di Sumbar

25 Juni 2018   19:59 Diperbarui: 25 Juni 2018   20:14 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: https://www.wonderfulminangkabau.com/tradisi-marosok

Sebaliknya, jika ada kesepakatan harga,maka  tangan tetap menggenggam erat tangan yang lain seraya menawarkan harga baru yang bisa disepakati.

Dalam transaksi rosok marosok, setiap jari melambangkan angka puluhan ribu, ratusan ribu, bahkan jutaan rupiah. 

Konon,menurut cerita turun menurun, tradisi "marosok" ini sudah berlangsung sejak masa kerajaan Minangkabau tempo dulu. Namun dalam perjalanannya,mengalami beberapa perubahan. Sehingga nilai jari di daerah Kabupaten Tanah Datar, belum tentu persis sama dengan yang terjadi di daerah Pariaman.

Karena itu, bilamana terjadi  transaksi jual beli antara 2 orang penduduk yang berbeda daerah asalnya,harus ada kepakatan,agar tidak terjadi kesalah pahaman.

Lahir dan Dibesarkan  di Padang Tapi Tidak Tahu Cara Marosok

Sebagai satu dari antara orang yang terlahir di Padang,Sumatera Barat,bahkan sering berpergian ke Kabupaten Tanah Datar dan Pariaman, serta pada hari raya idul Fitri tidur dirumah  teman teman yang memang warga setempat,sungguh hingga saya meninggalkan kota Padang pada tahun 1990 saya masih tidak mampu melakukan transaksi "Marosok " ini.

Apalagi generasi muda lainnya,yang tinggal di Padang dan  Bukittinggi .Karena cara transsai unik ini,mungkin dapat dijadikan salah satu objek,untuk melengkapi daya tarik para wisatawan,dengan mengajarkan kepada mereka tehnik,:"marosok " ini

sumber bacaan : Antara dan wonderfulminangkabau.com

Tjiptadinata Effendi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun