"Kita sudah memasukki daerah 'Freeport " kata mas Rizal memberitahu dan segera melambatkan lajunya kendaraan. Membuka kaca jendela dan berhenti sejenak di pos penjagaan mengatakan sesuatu dan melambaikan tangan
Sungguh terbukti bahwa Tanah Papua itu bukan hanya Koteka dan Raja Ampat, tapi ada Biak yang memukau,khususnya  bagi yang suka berburu matahari terbenam. Ada Timika dengan bandaranya yang unik dan masih  ada Merauke, Sorong ,yang dilain kesempatan akan saya tulis.
Kepiting Karaka
Pada malam hari, kami diajak makan kepiting Karaka yang beratnya bisa sampai hampir 2 kilogram oleh pak Wayan.Tentu saja undangan ini kami sambut dengan antusias, karena inilah pengalaman pertama bagi kami. Restorannya tidak mewahtapi cukup bersih dan apik.Â
Dalam waktu kurang dari 30 menit,maka kepiting raksasa dengan masakan saus Padang sudah terhidang didepan kami. Dan tentunya masing masing sepiring putih nasi.
Sudah lama sekali saya mendengarkan kisah kenikmatan kepiting khas tanah Papua serta keunikannya. Tapi baru kali ini bertemu di Timika. Menurut penjelasan yang punya restoran, kepiting ini bisa tahan hidup selama lebih dari 20 jam dalam perjalanan.
Namun, sama sekali tidak terbayangkan bahwa inilah makan malam kami yang terakhir kalinya bersama Pak I Wayan Parnata. Karena berberapa bulan setelah itu, kami dapat kabar bahwa pak Wayan telah dipanggil Tuhan. Sungguh tidak seorangpun yang tahu, apa yang akan terjadi esok hari.
Sebuah kenangan manis yang tak akan pernah terlupakan.