Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Carolina Beach di Sumatera Barat

5 Juni 2018   21:16 Diperbarui: 5 Juni 2018   21:45 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teluk Bayur yang tampak dari ketinggian /dok.pribadi

Kalau suatu waktu berkunjung ke Sumatera Barat, alangkah eloknya bila menyediakan waktu minimal selama satu minggu.untuk mengelilingi Sumatera Barat. Karena dengan menyempatkan diri untuk menyaksikan berbagai lokasi yang menawarkan keindahan alam,yang tidak kalah bila dibandingkan dengan pantai di Hawai ataupun Florida Beach yang terkenal di dunia. 

Saya berani mengatakan hal ini karena sudah pernah mengunjungi kedua lokasi tersebut. Kepiawaian mereka dalam menjual  objek wisata memang harus diakui sehingga menjadi magnit yang kuat untuk menarik para wisatawan dari mancanegara. Namun setelah berkunjung ke Hawai dan Florida sesungguhnya tidak ada yang istimewa. 

Kalau dibandingkan keindahan alamnya, maka keindahan alam di Sumatera Barat jauh lebih indah. Kelebihan yang mereka miliki adalah sarana dan prasarana yang tertata secara apik dan terawat dengan baik. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Salah Satu Contoh adalah Carolina Beach 

 Hanya saja bagi yang kelak merencanakan berkunjung ke Sumatera Barat mohon dipahami bahwa kalau berada di pantai Padang maupun di Taman Nirwana atau di  pantai Carolina. satu hal yang harus dihindari adalah mengenakan bikini. Karena masyarakat di Sumatera Barat hingga saat ini masih belum dapat menerima kondisi seperti itu. 

Kalau kita menyaksikan di pantai pantai di Australia, di Amerika ataupun di pantai-pantai di Italia, di musim panas kaum wanitanya berjemur hanya dengan menggunakan bikini. Nah, kalau berkunjung ke Sumatera Barat pasti tidak akan menemukan pemandangan seperti itu. Bahkan beberapa bulan lalu ketika pulang kampung di Permandian Batang Tabik, wanita  berenang dengan pakaian lengkap.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Kembali Ketopik
Pantai Carolina atau dikenal dengan nama aslinya Pantai Bungus merupakan  pantai yang sunyi dan jauh dari hingar bingar. Dikelilingi oleh  pohon kelapa dan pohon pelindung lainnya memberikan keteduhan bagi yang berkunjung kesini. Bagi yang datang bersama keluarga tentu sebaiknya dengan kendaraan pribadi atau cateran, sehingga kapan mau pulang, kendaraan sudah tersedia.

Tidak ada larangan untuk membawa makanan sendiri dari rumah Atau kalau tidak mau repot, di sini ada yang jualan kelapa muda, hanya dengan harga 5 ribu rupiah. Kalau yang diberikan sudah keras, boleh minta diganti dengan yang muda.  Tidak usah repot membawa tikar atau karpet dari rumah, karena disini ada anak-anak yang menawarkan tikar dengan sewa 5 ribu rupiah hingga kita pulang

Bagi yang ingin menikmati perjalanan dengan speedboat, tentu harus merogo kantong lebih dalam karena sewanya lumyan mahal, yakni sekitar 500 ribuan tergantung dari kesepakatan.  Jadi sebaiknya dipertegas  berapa biayanya :'all in" dalam keartian, kita bayar sudah termasuk semuanya. Hal ini untuk menghindarkan agar jangan sampai menimbulkan kesalahpahaman

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Jangan Lupa Bawa Uang Tunai

Selama di Sumatera Barat, semua pembayaran dilakukan secara tunai. Jadi kalau berpergian, jangan cuma mengandalkan Kartu Debit atau Credit Card karena disini, kedua kartu itu tidak berlaku kecuali dihotel hotel atau direstoran besar di pusat kota. jangan lupa juga membawa uang  kecil karena urusan uang bisa menyebabkan perjalanan kita terganggu. Misalnya sehabis makan kelapa muda terus menyodorkan uang lembaran 100 ribu, penjualnya bakalan bingung mau cari pengembaliannya di mana. Hal yang tampaknya sepele, tapi penting untuk dijadikan perhatian.

Dalam perjalanan dari Padang menuju Pantai Carolina kita  akan  dapat menyaksikan pemandangan laut yang sangat indah. Namun sebaiknya yang mengemudikan kendaraan adalah orang yang sudah biasa mengemudi disini. Karena jalannya kecil dan disampingnya ada jurang yang sangat dalam.

Dari perbukitan dengan bebas pandangan mata kita bisa menyapu keindahan demi keindahan, yang bagaikan mutiara yang terangkai dan membentuk sebuah kalung yang memukau. Sayup-sayup mata memandang terlihat puluhan pulau-pulau yang bagaikan berjejer d ikaki langit

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Menyaksikan Keindahan Bukit Gado-gado di malam Hari

Ada Sungai Batang Arau yang memisahkan daratan Padang dengan Bukit Sentiong dihubungi dengan jembatan yang dibangun dengan gaya bangunan Tiongkok, tak ubahnya bagaikan Hong Kong, di waktu malam hari karena lampu-lampu bermodelkan lampion serta pantulan kemilaunya cahaya lampu rumah penduduk di perbukitan, semakin mempercantik tampilan sudut kota ini 

Sarana transportasi yang masih mempertahankan bendi juga termasuk memberikan andil dalam memberikan kenangan indah bagi setiap pengunjung. Apalagi bila berbicara mengenai makanan, maka tak ada yang dapat membantah bahwa masakan Padang adalah masakan yang paling disukai di seluruh dunia.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Los Lambung di Pondok

Kalau sudah puas menikmati keindahan Padang diwaktu malam maka singgahlah di Los Lambung di Pondok yang merupakan pusat kuliner di kota Padang. Pondok ini dikenal sebagai "kampung Cina" yang secara alami merupakan tempat berlangsungnya pembauran antara warga kota Padang tanpa memandang  perbedaan suku. 

Mereka duduk bersama sambil menunggu pesanan berupa Sate Padang ataupun sekedar secangkir kopi hangat, saling berbagi info. Baik seputar bisnis, maupun membicarakan hobi mancing atau dimana saja ada masakan yang enak. Tanpa ada yang mengatur ngatur, semua orang yang duduk makan dan minum disini, selalu menghindari pembicaraan mengenai politik dan sara. Karena mereka tahu, hal tersebut hanya akan memicu perpecahan

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Kalau mau  menengok pembauran secara alami tanpa pakai perda perdaan, datanglah ke Los Lambung di Pondok, serta ikut makan bersama sama. Pembicaraan di antara warga yang duduk makan minum di sana adalah dengan menggunakan bahasa Padang Selama puluhan tahun tinggal di Padang dan ikut makan minum di Pondok, belum pernah sekali juga ada yang bertengkar karena masalah beda suku, apalagi sampai berantem. inilah salah satu keunikan dari kota Padang.

Kalau saya pulang kampung dan makan di sini, hampir tidak pernah dapat kesempatan untuk mengeluarkan dompet, karena ada saja yang membayarkan makanan kami. Sebuah kebahagiaan tersendiri, bukan karena makan gratisnya, tapi karena dicintai  oleh orang banyak.

Tjiptadinata Effendi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun