Dalam perjalanan dari Padang menuju Pantai Carolina kita  akan  dapat menyaksikan pemandangan laut yang sangat indah. Namun sebaiknya yang mengemudikan kendaraan adalah orang yang sudah biasa mengemudi disini. Karena jalannya kecil dan disampingnya ada jurang yang sangat dalam.
Dari perbukitan dengan bebas pandangan mata kita bisa menyapu keindahan demi keindahan, yang bagaikan mutiara yang terangkai dan membentuk sebuah kalung yang memukau. Sayup-sayup mata memandang terlihat puluhan pulau-pulau yang bagaikan berjejer d ikaki langit
Ada Sungai Batang Arau yang memisahkan daratan Padang dengan Bukit Sentiong dihubungi dengan jembatan yang dibangun dengan gaya bangunan Tiongkok, tak ubahnya bagaikan Hong Kong, di waktu malam hari karena lampu-lampu bermodelkan lampion serta pantulan kemilaunya cahaya lampu rumah penduduk di perbukitan, semakin mempercantik tampilan sudut kota iniÂ
Sarana transportasi yang masih mempertahankan bendi juga termasuk memberikan andil dalam memberikan kenangan indah bagi setiap pengunjung. Apalagi bila berbicara mengenai makanan, maka tak ada yang dapat membantah bahwa masakan Padang adalah masakan yang paling disukai di seluruh dunia.
Kalau sudah puas menikmati keindahan Padang diwaktu malam maka singgahlah di Los Lambung di Pondok yang merupakan pusat kuliner di kota Padang. Pondok ini dikenal sebagai "kampung Cina" yang secara alami merupakan tempat berlangsungnya pembauran antara warga kota Padang tanpa memandang  perbedaan suku.Â
Mereka duduk bersama sambil menunggu pesanan berupa Sate Padang ataupun sekedar secangkir kopi hangat, saling berbagi info. Baik seputar bisnis, maupun membicarakan hobi mancing atau dimana saja ada masakan yang enak. Tanpa ada yang mengatur ngatur, semua orang yang duduk makan dan minum disini, selalu menghindari pembicaraan mengenai politik dan sara. Karena mereka tahu, hal tersebut hanya akan memicu perpecahan
Kalau saya pulang kampung dan makan di sini, hampir tidak pernah dapat kesempatan untuk mengeluarkan dompet, karena ada saja yang membayarkan makanan kami. Sebuah kebahagiaan tersendiri, bukan karena makan gratisnya, tapi karena dicintai  oleh orang banyak.
Tjiptadinata Effendi