Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Apa Bedanya Penceramah dengan Pembicara?

26 Mei 2018   20:45 Diperbarui: 26 Mei 2018   20:53 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk dapat mengaplikasikan semua hal yang ditulis diatas,tentu butuh waktu dan proses pembelajaran diri.. Dimulai dengan  menerapkan,bahwa setiap kalimat yang diucapkan melalui mulut atau dituliskan,adalah terlahir dari dalam hati kita. Karena bilamana kita berbicara hanya denganmulut dan tidak terbit dari lubuk hati,maka orang hanya akan mendengarkan dengan telinga dan sesaat kemudian dilupakan.

Akan tetapi setiap kata yang terbit dari lubuk hati ,akan didengar tidak hanya dengan telinga,tapi dengan hati yang terbuka. Hal ini sekaligus menjauhkan diri kita dari sifat munafik

Kita Tidak Mabuk Penghargaan ,Tapi Sejujurnya Sangat Senang Bila Dihargai Luar Dalam

Suatu kebahagiaan yang tak ternilai,bahwa setiap kali saya dan istri berada di Indonesia,setiap kali kami mengundang teman teman,tidak pernah undangan kami yang sia sia,seperti yang sudah saya tuliskan beberapa waktu lalu. Malahan saya dapat oleh oleh berupa kenang kenangan.

Disisi lain,kami tak putus putusnya diundang makan sana sini. Padahal kami berdua bukan pejabat dan bukan orang penting.Kalau yang mengajak makan adalah anak mantu cucu kami,adalah hal yang sangat  biasa.

Tapi di Jakarta berkali kali,kami diundang makan ,misalnya  oleh : Sisca ,Betterthangood,ina,Pepih Nugraha,Thomson dan lain lainnya. Bahkan kami dindang ke Mataram oleh Rudy Geron,menginap di hotel Lombok Raya 3 malam dan dibawa pesiar keberbagai lokasi wisata. Padahal tidak ada hubungan kekeluargaan dan sama sekali tidak ada hubungan kepentingan .Satu satunya alasan ,hanyalah persahabatan 

Di Padang,keponakan kami berebutan mengajak kami makan ,ada sahabat kami Alkaf Dharaman,yang dengan senang hati menyediakan waktu untuk mengantarkan kami berkeliling Sumatera Barat dan di Payakumbuh,kami diundang makan oleh bu Ermitta Fatma 

Semuanya ini ,saya maknai sebagai sebuah penghargaan yang terbit dari hati.Bukan karena makan dan jalan jalan gratis,tapi merasakan bahwa kehadiran kami dihargai oleh teman teman. Karena tidak ada alasan kepentingan lainnya,yang menjadi perekat hubungan persahabatan kami,selain dari hubungan batin yang terawat dengan apik

Padahal.kami berbeda dalam banyak hal,beda asal muasal,beda latar belakang sosial dan beda dalam keimanan,tapi sama sekali tidak ada halangan untuk menjadi sahabat baik. Kami sungguh merasa bahagia ,dikelilingi oleh begitu banyak teman teman .

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun