Subuh tadi, sebuah ciuman mesra dari seorang wanita telah membangunkan saya. Siapa lagi kalau bukan wanita yang paling saya cintai dan telah menemani saya selama lebih dari 53 tahun mengarungi samudra kehidupan, serta masih terus berlanjut. Kami berdua, berdoa sesaat,bersyukur kehadirat Tuhan sudah memberikan kami kesehatan lahir dan batin dan pikiran yang jernih. Begitu terbangun, terdengar bunyi ting ting ting.. bertubi tubi di Ponsel. Ternyata ada ratusan ucapan selamat ultah untuk saya.
Telpon dari anak dan cucu cucu, serta teman teman dan salah satunya adalah telpon dari mantan Coo Kompasiana, pak Pepih Nugraha yang sudah bagaikan keluarga bagi kami. Dan begitu saya buka laman facebook, ternyata disini sudah sudah banyak ucapan selamat. Dalam hati saya terharu dan bersyukur, begitu banyak perhatian, bukan hanya dari keluarga dan anak cucu, tapi juga dari kerabat dan teman teman .Â
Hadiah Dalam Bentuk Tulisan PertamaÂ
Hadiah yang luar biasa adalah dari wanita yang telah mendampingi saya dalam suka dan duka, yang  ketika hidup saya terpuruk,iklhas setiap subuh jam 4.00 pagi naik kereta api dari Padang ke Pariaman dengan membawa putra kami yang baru berumur 4 tahun untuk membeli kelapa yang akan saya kupas dan parut untuk dijual. Hadiah tersebut adalah sebuah tulisan di Kompasiana. Ini adalah hadiah pertama dalam bentuk tulisan selama 53 tahun kami menikah. Rasa sesak dada karena haru.
Ada tulisan lain dari Young Lady Maurin yang juga untuk saya, semakin melambungkan rasa syukur saya. Dan masih ada lagi tulisan dari Ida Fauziah juga untuk ultah saya. Belum lagi di grup keluarga besar kami, pesan masuk bertubi tubi untuk saya.Â
Untuk sesaat, saya agak bingung mau mulai menjawab yang mana? WA, Messenger atau facebook? Tidak sempat berpikir lama lama, ada telpon masuk dari putra kami yang masih di Eropa.Â
Renungan Diri
Ada yang mengatakan usia 75 dengan istilah :
- lansia
- sepuh
- sudah uzur
- sudah bau tanah
- usia senja
- dan seterusnya
Tapi sejujurnya, tanpa berusaha menolak takdir, sungguh saya tidak merasa masuk dalam salah satu kategori diatas. Setiap bangun pagi, saya awali dengan bersyukur kepada Tuhan karena hingga saat ini kami berdua sehat. Jauh dari sakit dan penyakit, tidak tergantung pada obat apapun, tidak mengonsumsi segala supplement food dan makan apa  adanya.Â
Banyak orang mengira saya bercanda ketika menceritakan bahwa sarapan pagi hanya sebungkus mie instant dan sebutir telur, serta secangkir kopi. Untuk makan siang adalah jus buahan dan makan apa adanya saja. Sedangkan untuk makan malam, makan nasi dengan dendeng balado dengan sayur atau dengan sambal lainnya.
Aktivitas Keseharian