Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jangan Menilai Orang dari Sudut Pandang Budaya Kita

11 Februari 2018   20:56 Diperbarui: 12 Februari 2018   16:38 2472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

Apa yang bagi kita dianggap tidak sopan, bahkan mungkin saja dinilai sebagai tindakan pelecehan, bisa jadi di negeri orang justru adalah sebuah ungkapan rasa hormat kepada kita. Sebagai contoh, kalau di negeri ini bertemu sahabat lama, meski saking senangnya hati kita, paling yang dilakukan adalah menyalaminya erat-erat dan mengajaknya makan bersama.

Beda negeri beda budaya

Tapi kalau di Australia, bila bertemu dengan sahabat yang sudah lama tidak pernah berjumpa, maka sebagai ungkapan kegembiraan dan persahabatan, maka sahabat kita akan secara antusias memeluk kita erat-erat.

Sesudah itu, ia juga akan memeluk istri kita dan cipika-cipiki. Bagi yang baru pertama kali mengalami, mungkin bisa naik pitam dan mengira sahabatnya sudah jahil atau tidak tahu sopan santun. Karena kalau hal ini dilakukan di Indonesia, maka pria yang memeluk istri orang, apalagi menciumnya, akan masuk ke UGD karena digebukin. Atau mungkin masuk ke penjara karena tuduhan melakukan pelecehan terhadap istri (orang) sahabat sendiri.

Kalau di Australia, hal tersebut justru merupakan ungkapan rasa persahabatan yang mendalam. Kalau hanya sebatas teman biasa, maka hanya akan disalami saja, bahkan tidak jarang hanya disapa jarak jauh, misalnya "Hi, how are you?".

Sehabis santap, minta izin untuk dibawa pulang

Kalau kita diundang makan oleh sahabat kita di rumahnya, selesai makan tidak akan berani kita mengatakan, "Enak sekali, ada yang bisa saya bawa pulang nggak?" Kalau hal ini kita lakukan, rasanya mau ditaruh di mana wajah kita?

Tapi kalau di Australia, sahabat baik kami, sering kami undang makan di rumah. Terutama kalau ada nasi goreng dan rendang Padang. Usai makan bersama, bila di atas meja masih tampak tersisa nasi goreng dan rendang, maka sahabat kami ini tidak akan malu-malu bertanya, "Boleh saya bawa pulang sisanya? Enak sekali, saya suka."

Jangan sampai kita mengira mereka rakus.Karena justru ,merupakan ungkapan bahwa mereka sudah menganggap kita sebagai keluarga mereka. Kalau tidak akrab, apabila mereka diajak makan, pasti mereka akan menolak dan pamitan pulang. Di sinilah, dituntut kearifan kita dalam menyikapi hubungan baik dengan sahabat-sahabat, yang berbeda suku bangsanya.

Sebaliknya orang Australia harus sadar dan sabar bila bertemu orang Indonesia

Karena, hal pertama akan ditanyakan antara lain:

  • Sudah punya berapa orang anak?
  • Kerja di mana?
  • Usianya berapa?
  • Gajinya besar ya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun