Banyak orang yang tergoda akan sesuatu yang berkilauan.Menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya, Tapi setelah diperoleh ternyata yang berkilauan tadi bukanlah Intan melainkan hanya sepotong kaca.Â
Apa yang terlihat sebagai madu, boleh jadi racun bagi diri kita. Godaan akan ada sampai akhir hayat kita. Tidak memiliah miskin ataupun kaya, tua atau muda. Disitulah sikap mental dan marwah diri kita dipertaruhkan.
Tidak Ada Ujian Susulan
Kalau dibangku kuliah, ada mahasiswa yang tidak lulus, masih ada kesempatan lagi untuk mengikuti ujian susulan. Akan tetapi dalam ujian hidup, orang tidak akan mendapatkan kesempatan untuk kedua kalinya karena hidup cuma sekali.
Maka tidak ada pilihan lain, yakni "harus lulus". Disinilah letaknya tanggung jawab pribadi kita terhadap karunia hidup yang diberikan kepada kita agar memaknainya secara maksimal, bahwa hak dan tanggung jawab adalah satu paket.
Ketika kita memilih jalan hidup, maka itu adalah hak kita sebagai manusia bebas. Tapi seiring dengan pilihan, maka ada tanggung jawab di pundak kita. Bukan hanya terhadap diri pribadi, tetapi juga bertanggung jawab terhadap nasib keluarga kita dan lingkungan di mana kita hidup.
Mau cari hidup yang gampang? Maka hiduplah dengan mengikuti arus. Kalau mau menjaga martabat dan harkat diri dan keluarga, maka harus berani hidup melawan arus.Â
Pilihan ada ditangan kita. Meminjam kata kata bijak dalam bahasa Inggris "The choise is yours, but your choise is your life." yang dapat diterjemahkan secara bebas "Pilihan ada ditangan anda, tapi jangan lupa apa yang dipilih akan menjadi hidup anda."
Salah membajak sawah,akan rusak padi semusim, salah memilih jalan hidup akan jadi penyesalan seumur hidup
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H