Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Belanja Hemat dan Cermat di Negeri Orang

15 Desember 2017   17:56 Diperbarui: 15 Desember 2017   18:13 1358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membuat Daftar Cekal Untuk Barang Kebutuhan Pokok

Hidup di negeri orang,tidak harus meniru gaya hidup warga lokal,termasuk gaya makannya. Karena selera kita  akan berbeda dengan selera warga setempat.

Makan roti dan keju sesekali, mungkin terasa nikmat,tapi kalau setiap hari sarapannya roti dan keju,tidak akan sejalan dengan selera kita. Yang biasa sarapan pagi dengan bubur ayam atau nasi goreng ,maupun mie goreng.

Disamping mengenai rasa dan selera,perlu diperhitungkan pengeluaran setiap bulannya. Karena belanja dengan gaya hidup kita sebagai orang Indonesia, bisa hemat separuhnya,bila dibandingkan dengan mengikuti selera makan orang Australia. 

Karena itu,kami membuat "Black List" atas bahan makanan,yang  terlalu mahal untuk ukuran orang Indonesia. Jadi selama tinggal di Australia,kami tidak akan membeli bahan makanan, baik dalam bentuk sayuran, maupun buahan,kecuali bertepatan pasokan barang banjir dan harga diturunkan.

Seperti misalnya:

  • kacang panjang satu ikat         16 dolar
  • Ubi talas perkilo sekitar            12 dolar
  • buah pepaya perkilo sekitar     9  dolar
  • buah manggis perkilo sekitar 12 dolar
  • buah nenas perbuah sekitar       6 dolar

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Bukan masalah pelit atau tidak bisa beli,melainkan memperhitungkan pengeluaran jangka waktu panjang. Karena buahan dan sayuran yang termasuk dalam daftar : "cekal" bagi kami,tidak wajib dan tidak akan berakibat fatal bila tidak dikonsumsi. Karena masih banyak sayuran dan buahan lokal yang jauh lebih murah,sebagai penggantinya.

Seperti misalnya, harga barang barang dibawah ini, rata rata harga perkilogramnya adalah berkisar sekitar 1 dolar atau Rp.10.000.--

  • Kentang  kualitas bagus  
  • wolter masih fresh  
  • buah apel dan buah pir
  • buncis

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Sementara itu harga beras, daging, telur,garam dan gula pasir dan tepung, hampir sama dengan harga di Indonesia

Dengan jalan demikian, hidup di negeri orang dengan pengeluaran untuk dapur,yang tidak banyak bedanya dengan biaya hidup di Jakarta. Pengeluaran yang paling besar,adalah kalau kita menyewa rumah. Tapi karena kami tinggal di rumah yang disediakan oleh putra kami, tentu kami tidak perlu memikirkan sewa rumah.

Untuk transportasi ,sebagai pemegang Kartu Senior ,kami gratis naik bis,kereta api dan ferri. Begitu juga untuk jaminan kesehatan,semua ditanggung oleh pemerintah Australia, walaupun status kami,masih tetap warga negara Indonesia 2 Tahun lalu, seperti yang sudah pernah saya tuliskan, selama sebulan saya dirawat dirumah sakit umum di Wollongong dan total biaya sekitar 250 juta rupiah. Tapi satu senpun saya tidak mengeluarkan uang.Cukup menanda tangani 2 lembar  formulir dan Kartu Senior saya di scanning.

Kesimpulannya, tinggal di negeri orang, tidak harus pengeluaran juga : "wah", asal saja kita mampu hidup berhemat dan cermat, sehingga bisa bertahan hidup disini, tanpa merasa terbeban.

Tulisan ini, hanya sekedar sebuah masukan,bagi yang mungkin berencana untuk melanjutkan studi disini, bahwa tidak harus kita mengikuti gaya hidup warga lokal. Karena tinggal di Australia, tidak akan mengubah kita menjadi orang Australia.

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun