Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antara Memaafkan dan Minta Maaf

12 November 2017   21:52 Diperbarui: 12 November 2017   22:48 3149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://depositphotos.com

"Maaf teman teman, saya salah pencet.Maklum sudah tua, sehingga tulisan yang seharusnya saya share kan ke blog lain,ternyata nyasar kesini. Tapi ngomong ngomong,apakah anda anda,tidak

pernah salah pencet seperti saya?!"
"Teman teman,kalau ada yang menganggap saya salah,ya saya minta maaf. Saya manusia biasa yang tidak luput dari salah. Mohon dimaklumi"

Dari contoh teks "permohonan maaf" diatas,sangat kentara bahwa permohonan maaf yang diucapkan atau dituliskan hanyalah sebatas basa basi.Bukan permohonan maaf yang tulus.Karena kalau orang dengan tulus minta maaf,tentu tidak perlu mencantumkan:"mohon dimaklumi"

Misalnya : "Dengan sepenuh hati,saya mohon maaf kepada teman teman,Karena tidak dapat membalas kunjungannya. " Titik. Karena permintaan maaf yang diembeli dengan :"harap maklum" saya manusia biasa yang bisa saja salah",menunjukkan permintaan maaf separuh hati.

Memaafkan dan minta maaf dengan setulus hati,menghadirkan kedamaian dan ketenangan dalam batin kita. Kalau memang kita merasa bersalah,sudah sewajarnyalah kita minta maaf dengan jujur. Tulisan ini bukan kotbah dan juga bukan dalam konteks menggurui siapapun,Melainkan semata mata,ungkapan rasa keprihatinan yang mendalam,bahwa ternyata untuk minta maaf dengan jujur,ternyata merupakan sesuatu yang langka di era mileneal ini.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun