Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sebuah Renungan Pagi

12 November 2017   07:19 Diperbarui: 12 November 2017   09:18 2094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita Baru Sadar Bila Sudah Kehilangan

Sifat manusia pada umumnya adalah kurang menghargai apa yang diperoleh secara mudah.Apalagi bila sesuatu yang dapat diperoleh dimana saja,secara cuma. Misalnya ,karena saking mudahnya memperoleh air ,maka sangat sering kita tengok, air digelas hanya direguk sedikit,kemudian dibuang begitu saja. Tapi ketika kita harus mengeluarkan uang untuk membeli sebotol air mineral,maka baru kita minum hingga habis. Bahkan bagi yang sudah pernah mengunjungi padang pasir dan merasakan kehausan yang luar biasa ,maka pada saat tersebut,rasanya bila ada yang menjual air sebotol dengan harga 100 ribu rupiahpun akan dibeli. Dan hal ini sudah saya rasakan,ketika kesasar di Padang Pasir Pinnacles di Western Australia.

Kita sering mengeluh kalau udara panas,termasuk saya sendiri.Namun  ketika berada di Tibet selama 10 hari,dimana temperature berada 20 -25 derajat Celcius dan Oksigen hanya 50 persen,baru menyadari bahwa  betapa pentingnya sinar mentari . Dan baru sadar diri,ketika harus membayar Oksigen ,agar tidak mati karena tidak bisa bernafas.Padahal di negeri kita,udara dapat dihirup semau maunya dimana saja,kapan saja dan tanpa bayar,

Kita dapat belajar dari setiap kejadian atau peristiwa hidup yang kita jumpai setiap hari Seorang sahabat ataupun kenalan yang kita jumpai ,entah dimanapun. Termasuk kehidupan hewan, alam semesta atau sebatang pohon, dapat kita jadikan sumber inspirasi untuk melatih diri.Karena sesungguhnya kehidupan ini adalah sebuah Universitas yang bersifat Multidimensi, dimana kita dapat belajar ,24 jam sehari dan tidak dibatasi oleh sekat sekat ,semacam dinding sekolah. Alam semesta adalah guru yang terbaik ,bagi manusia.

Membangun Pikiran Positif

Pagi hari ketika kita melihat matahari terbit, cobalah renungkan sesaat:"Pelajaran apa yang dapat kita petik dari sang mentari?"

Matahari menghangatkan,tapi tidak menghanguskan. Memberikan sinar dan kehangatan,namun tidak pernah menuntut  balas jasa.Selalu setia,terbit di timur dan tenggelam diufuk barat

Belajar Dari Air

Tidak ada suatu maklukpun di dunia ini,yang mampu bertahan hidup tanpa air,.Air mampu membuat kita melepaskan dahaga,Air membersihkan,menyegarkan ,serta menghidupkan.Tanpa air,tidak ada yang mampu bertahan hidup

Atau mungkin kita melihat setangkai bunga. Hidupnya sangat singkat,tapi memberikan keindahannya kepada dunia,serta menebar keharumannya bagi siapa saja,Beberapa hari kemudian ,bunga layu dan mati. Hidupnya sangat singkat ,tapi penuh arti.

Apa Sih Harganya Sebuah Krekel?

Secara umum,sebutir krekel tidak dianggap sama sekali,bahkan tidak jarang kita tending,karena dianggap menghalangi jalan kita, Padahal ,tanpa krekel ,kita tidak bisa membangun gedung bertingkat,tanpa krekel tidak ada jembatan layang dan seterusnya.

Belajar Memaknai Kehidupan

Dengan latihan yang sangat mudah dan sederhana ini, semakin hari, kita akan semakin memahami arti dan makna sebuah kehidupan. Lebih dari itu, akan menghadirkan butir butir pencerahan didalam diri kita, Bahwa segala sesuatu yang tampaknya besar,sesungguhnya berawal dari hal hal atau benda benda yang kelihatan sepele. Bahwa sesuatu yang mudah dan dapat diperoleh secara gratis,bukanlah berarti tidak berguna. Sesuatu yang ada didepan kita,mungkin sama sekali tidak dianggap,namun suatu waktu kelak,mungkin akan kita rindukan keberadaannya!

Buatlah segala sesuatu menjadi berarti dalam hidup kita, maka  hidup kita akan menjadi berarti. Sebaliknya bila kita menganggap semua hal kecil itu sepele dan tidak bernilai, maka hidup kita juga tidak akan bernilai.

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun