Kisah Tentang Gajah, Sejarah ataukah Dongeng?
Mencoba mencari jawaban yang hakiki,tentang kisah Gajah,yang sempat menghebohkan seluruh negeri yakni apakah  bagian dari sejarah ataukah hanya sebuah dongeng?Â
Kalaulah sebuah tulisan tentang sejarah,tentu saja seharusnya tidak boleh diutak atik. Tapi bilamana hanya sebuah legenda atau bahkan dongeng,maka tidak ada masalah,mau ditambah bumbu bumbu penyedapnya.
Namun mencari kebenaran yang hakiki ,memang sangat rumit. Karena sudah dapat diterka,jawaban yang akan diperoleh adalah tergantung dari siapa yang memberikan jawaban. Boleh jadi jawaban yang satu dengan lainnya, bukan hanya tidak sejalan,tapi bisa jadi bertolak belakang. Tergantung pada kepentingan sosok yang memberikan jawaban.
Mencari Kebenaran Hakiki
Apakah yang dimaksudkan dengan kebenaran? Pertanyaan yang sangat sederhana, tetapi tidak semudah itu untuk mencari jawabannya.
Dalam perjalanan saya keliling Indonesia saya mencoba secara pribadi menanyakan,kepada orang orang dari berbagai komunitas masyarakat. Ternyata jawaban yang diberikan berbeda beda.
Misalnya:
- kebenaran itu adalah sesuatu yang tidak bertentangan dengan iman saya
- Kebenaran itu adalah apa yang saya yakini benar.
- sesuatu yang diajarkan oleh agama .
- sesuatu yang sesuai dengan hati nurani
- dan seterusnya dan seterusnya.
Kebenaran Hakiki Hanya Ada Pada Tuhan
Saya hanya ingin berbagi sebuah hikayat atau legenda atau mungkin juga benar benar terjadi ,tentang gajah .Apakah kisah nyata ataupun hanya sebuah legenda,tidak mengapa.Karena  mungkin bermanfaat bagi kita semuanya.
Tempo dulu ,di Thailand.belum ada  gajah. Maharaja adalah seorang bijak,yang ingin meningkatkan kecerdasan rakyatnya.Agar tahu bagaimana sebenarnya bentuk gajah itu. Karena itu ,Maharaja bertitah kepada penasihatnya ,agar memesan gajah dari negeri seberang.
Membawa seekor gajah dari negeri seberang,membutuhkan waktu berbulan bulan. Achirnya pada suatu malam,tibalah binatang yang disebut gajah ini di Thailand. Para pawang gajah ini berpesan,agar jangan menyalakan api atau obor,karena dapat membuat gajah ini mengamuk.Maka untuk mengantisipasi agar gajah ini jangan sampai mengamuk,maka dikandangkanlah oleh para pawangnya.
Maharaja mengeluarkan maklumat,bahwa  besok,ketika matahari terbit,semua rakyat harus  hadir untuk melihat sang gajah. Sementara itu para menteri diijinkan untuk melihat gajah tersebut,Menurut Maharaha,para menteri adalah orang orang pilihan dan patut diberikan kehormatan pertama, Mereka diyakini akan dapat melihat,walaupun dalam kegelapan.
Maka berebutlah para menteri datang kelokasi gajah tersebut dikandangkan. Tetapi karena gelap gulita dan tidak diijinkan menyalakan obor,maka walaupun mereka dianggap orang yang paling pintar di seantaro bumi,ternyata para menteri ini ,tetap saja tidak dapat melihat,selain hanya bisa meraba raba.
Menteri pertama berhasil memegang kaki gajah dan berpikir:" Ternyata gajah itu seperti balok "
Menteri kedua berhasil memegang gading gajah dan menggerutu " Ach,ternyata gajah itu tidak sehebat seperti cerita orang"
Menteri ketiga,ikut  meraba raba Tangannya berhasil memegang ekor gajah. Dan mengumpat dalam hatinya  "Ach ternyata isu tentang gajah ,hanya sebuah kebohongan saja"
Menteri keempat  tidak mau ketinggalan.Merangkak dikandang gajah  dan berhasil memegang perut  gajah. "Luar biasa,ternyata  gajah itu seperti balon raksasa."
Setelah puas"melihat " gajah tersebut,para menteri pulang kekediaman mereka masing masing. Tidak sabaran menunggu matahari terbit,setiap menteri ,tengah malam itu juga mengadakan :"Press Realese " Dan menceritakan ,bagaimana bentuk gajah tersebut,menurut keyakinan masing masing. Dalam waktu singkat,berita ini menjadi viral . Dan celakanya, keyakinan dan kebenaran yang disampaikan kepada warga setempat,berbeda antara menteri yang satu dan lainnya .
Ada yang mengatakan ,bahwa gajah itu :
- runcing dan keras
- besar seperti balok
- mengelembung seperti balon
- halus dan lunak
Akibat dari saling beradu keyakinan,maka rakyat yang selama ini hidup rukun dan damai,malam itu terlibat tawuran besar besaran. Masing masing pengikut menteri,siap mati demi kebenaran yang mereka yakini.sesuai dengan apa yang diceritakan oleh menteri mereka.
Huru hara ini dengan cepat sampai ketelinga Maharaja dan menjadi  sangat murka ,serta menitahkan:" Besok matahari terbit,semua menteri dan rakyat harus hadir.Kita akan ,agar membuktikan ,mana diantara kamu yang benar"
Keesokan Harinya
Begitu sang mentari muncul diufuk timur,maka gajah dipertontonkan oleh pawangnya dihadapan semua orang.
Semua para menteri dan rakyat terdiam. Mereka sangat malu,karena meyakini kebenaran yang sepotong sepotong. Sejak saat itu Maharaja memerintahkan,agar gajah dikembang biakkan di Thailand,sebagai peringatan bagi rakyatnya,agar tidak lagi saling bermusuhan,hanya karena mempertahankan kebenaran kebenarans semu.
RENUNGAN:
Legenda diatas,bukan hasil karya saya. Melainkan saya kutip dari himpunan legenda rakjat Thailand. Disana tidak dituliskan nama pengarang cerita diatas.Namun siapapun adanya ,kita salut, karena sangat santun dalam menyampaikan suatu pelajaran bagi pembacanya.Bahwa apa yang diperdebatkan sebagai "kebenaran" ,sesungguhnya hanyalah sepotong kebenaran yang bersifat parcial. Karena sesungguhnya,kebenaran yang hakiki,tidak ada pada manusia. Siapapun adanya Karena Kebenaran yang Hakiki ,hanyalah milik Sang Mahabenar.
Tjiptadinata Effendi
(sumber bacaan : buku Never Ending Meditation: karya Tjiptadinata Effendi/tahun 2007)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H