Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berada di Samping Bung Karno Membuat Tubuh Merinding

6 Juni 2017   20:12 Diperbarui: 7 Juni 2017   08:14 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Berada Disamping Bung Karno,Membuat Tubuh Merinding

Bung Karno adalah satu satunya Presiden Republik Indonesia yang sudah merasakan dinginnya penjara bahkan sudah merasakan pahitnya hidup dalam pengasingan Belanda. Pria yang dilahirkan pada tanggal 6 Juni 1901 di Surabaya ini merupakan tokoh Proklamator dan sekalgus Presiden RI yang pertama. Meninggal dunia di jakarta,pada tanggal 21 juni,tahun 1970 ,pada usia 79 tahun.

Judul diatas yang berbunyi "Berada disamping Bung Karno, membuat tubuh merinding" tentu saja bukan secara psikis berdampingan dengan Bung Karno, karena saya bukan siapa-siapa. Secara pribadi, saya hanya menengok dari jarak dekat, ketika Bung Karno meresmikan Lapangan Banteng di kota Padang. Terbayang oleh saya Jeep militer terbuka berhenti pas di depan rumah seorang dokter yang dipekarangannya tumbuh sebatang pohon manggis Belanda. Bung Karno turun dari Jeep terbuka  .

Begitu kendaraan berhenti, Bung Karno turun dan dikawal kiri kanan. Mulai melangkah memasuki gerbang tapi langkah beliau terhenti menengok anak anak yang sedang berbaris dan melambaikan  bendera Merah Putih ukuran mini di tangan masing masing, Dan salah satu di antara anak anak tesebut, adalah penulis artikel ini.

bung-karno-3-5936a7844f7a611d0b102873.jpg
bung-karno-3-5936a7844f7a611d0b102873.jpg
Itulah pertama kalinya saya bertemu langsung dengan Bung Karno dan selanjutnya hanya mengikuti pidatonya melalui siaran RRI. Termasuk ketika membacakan Dekrit Presiden, dimana disinggung mengenai  SP 11 Maret. Yang saya masih ingat adalah kata kata "Surat Perintah 11 Maret, bukanlah Surat Penyerahan kekuasaan, melainkan surat perintah biasa saja. Kalau Surat Penyerahahan kekuasaan, maka akan saya serahkan kepada Sucipto apalagi dia itu Pangak." Sementara yang lainnya, sudah mengabur dari ingatan saya dan  tidak berani saya mengarang cerita.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Titipan Bung Karno 

Memandangi wajah Bung Karno dari dekat membuat tubuh saya merinding. Seakan kembali mendengar suara penuh kharisma dari  tokoh Proklamasi ini ”Aku titip negeri ini padamu.” Serasa rohnya masih melekat erat dalam kata demi kata. Sebuah pesan singkat tapi penuh makna "Aku Titipkan Negeri ini Padamu" Salah satu dari isi pesan tersebut  tercantum dalam amanah Undang Undang Dasar 45 pasal 34 yang menyatakan ”fakir miskin dan orang orang terlantar akan dipelihara oleh pemerintah"

bung-karno-4-5936a7eff47e61c508f8fd88.jpg
bung-karno-4-5936a7eff47e61c508f8fd88.jpg
Ketika menimba air disumur yang sama dan membasuh muka dari sumber air tempat Bung Karno setiap hari melakukannya disini, tak urung membuat hati tergetar.   Menengok secara langsung ruangan sempit dimana Presiden RI yang pertama ini di interogasi, sungguh-sungguh membuat dada serasa sesak oleh rasa haru. Inilah sosok pemimpin bangsa Indonesia yang sebelum duduk di kursi kepresidenan, terlebih dulu harus mengalami penghinaan dan penderitaan. Dan kemudian di hari hari terakhir hidupnya, menitipkan pesan kepada seluruh rakyat Indonesia ”Aku titip negeri ini padamu!”

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Suara yang di ucapkannya hampir setengah abad lalu, tanp serasa  seakan bergaung dan bergema kembali walaupun secara psikis orangnya sudah tidak lagi berada di dunia ini. Semangatnya masih melekat erat dan gaung suara itu tidak hanya memenuhi setiap sudut ruang yang tersisa disana, tapi juga merasuk hingga ke relung hati terdalam. Entah mungkin karena saya temasuk orang yang terlalu baper, tapi memang itulah yang saya rasakan ketika berkunjung ke tempat bersejarah di Bengkulu, dimana Bung Karno pernah berada disana.

Kendati berbagai kontroversi tentang perjalanan hidup selama menjadi Presiden RI yang menimbulkan pro dan kontra serta debat yang berkepanjangan, tapi tak ada yang dapat memungkiri bahwa sosok Bung Karno bersama Bung Hatta adalah dua sosok tokoh Proklamasi Kemerdekaan Indonesia!

Saya pribadi penggagum Bung Karno, tapi saya tidak ada hubungannya dengan partai politik manapun.

catatan; semua foto adalah dokumentasi pribadi

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun