Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Koruptor, Orang yang Over Confident

5 Juni 2017   06:30 Diperbarui: 6 Juni 2017   09:27 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : depositphotos.com


Koruptor itu Adalah Orang Yang Over Confident

Siapa yang dimaksudkan dengan Koruptor,tentu tidak perlu kita sibuk berselancar di internet atau melacak di google,tentang arti kata koruptor,karena anak anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasarpun sudah mengerti . Yang dimaksudkan dengan Koruptor,bukan hanya yang sudah tertangkap dalam operasi OTT atau Operasi Tangkap Tangan oleh KPK,tapi semua orang yang memperkaya diri dan keluarganya,dengan cara menghalalkan segala sesuatu,walaupun mungkin saat ini belum tiba gilirannnya untuk ditangkap.Mengapa dikatakan bahwa para Koruptor adalah tipe orang yang over confident? 

Karena orang orang ini, sangat yakin diri,bahwa

  • tidak mungkin ada yang  akan tahu apa yang dilakukannnya
  • yakin pada staf terdekatnya,karena semua sudah diservice
  • tidak akan mungkin ada yang berani memeriksanya
  • merasa diri seorang tokoh,yang memiliki banyak pendukung
  • semua sudah di lakukan secara cermat
  • tidak akan ada orang yang menyangka,dirinya melakukan tindakan memalukan tersebut
  • terlalu yakin,bahwa semua orang akan dapat diatur dengan uang

Papa Minta Saham Sesungguhnya Lagu Lama

Jauh sebelum lagu :"papa minta saham" sempat menjadi lagu ngetrend beberapa waktu lalu,sesungguhnya hal tersebut sudah lagu lama ,sudah basi. Karena semua orang sudah memahami,bahwa kalau mau minta "kebijakan" dari penguasa yang menanda tangani surat  surat, padahal banyak hal yang belum dipenuhi,seperti amdal atau analisa dampak lingkungan,maka sudah harus maklum,bahwa wajib memasukkan dalam daftar pemilik saham,salah satu nama dari anggota keluarga sang penjabat. Bahkan tidak jarang,sopir atau cleaning service,dikasih angpau dan disuruh menanda tangani dan menjadi Pemegang Saham kosong,tapi berisi, Karena hanya menyetorkan tanda tangan dan sebagai imbalan ,mendapatkan saham.

Saya pernah berursan dengan Koruptor Kelas Teri,sewaktu masih aktif sebagai Supplier barang barang kebutuhan perkantoran di Jakarta. Biasanya yang mengurus segala sesuatu adalah karyawan kami.Tetapi suatu hari ,karyawan kami tidak masuk selama lebih seminggu,karena sakit,maka saya langsung mengambil alih pekerjaannya,agar kegiatan perusahaan kami sebagai Supplier tetap berlangsung terus.

Kaget

Tapi ketika harus menanda tangani kwitansi pemasukan barang,saya sangat terperanjat,karena harga harga barang di blow up, tidak kepalang tanggung ,hingga 10 kali lipat. Bahkan jumlah barang yang saya masukan jumlahnya 200 unit,dibuat menjadi 400 unit.Mesin pencetak blue print yang made ini China,diubah menjadi made in Germany,dengan harga berlipat ganda.Tentu saja saya keberatan menanda tanganinya.

Saya diminta menghadap kepada pimpinannya . Dengan wajah kesel ,Pimpinan kantor mengultimatum saya :" Kalau anda mau tetap bekerja sama dengan kami,ikuti aturan mainnya. Kalau tidak bersedia,ada puluhan yang antri di belakang anda"  Mendapatkan ultimatum :"take it or leave it." maka saya tidak perlu berpikir panjang,langsung saja ,memutuskan tidak ikut dan pamitan.

Akibatnya uang dari barang barang yang sudah terlanjur masuk,baru enam bulan kemudian dibayar .

Mengapa Begitu Berani?

Karena sudah terbentuk mata rantai ,dari sejak tukang sapu,bagian gudang,bagian penerimaan barang dan kasirnya,sudah terlibat :'tst" atau tahu sama tahu. Karena itu,Pimpinan Kantor ,sangat yakin diri,bahwa apapun yang dilakukannya,tidak mungkin akan diketahui bagian pemeriksaan keuangan. Atau jangan jangan semua sudah ikut terlibat,saya tidak sempat mencari tahu.

Bayangkan ,harga barang di blow up,hingga berkali kali lipat dari harga rilnya,sedangkan mesin yang diorder made ini China,tapi bon barang dibuat made in Germany,dengan harga barang yang disesuaikan dengan harga barang yang sesungguhnya made in Germany.Tentu saja ,ada perbedaan harga yang sangat mencolok. Tapi Pimpinan perusahaan,sama sekali tidak tampak risih atau malu,malahan berani mengeluarkan ultimatum:" take it or leave it"

Sejak itu saya kapok berurusan dengan kantor kantor ,yang rata rata ada permainan sulapnya. Memilih lebih baik,menikmati uang hasil kerja keras selama ini,walaupun konsekuensi logisnya, kami harus hidup berhemat dan tidak bisa lagi menjadi Sinterklas.

Bekerja sama dengan Koruptor,walaupun tidak mendapatkan pembagian hasil,tetap saja berarti ikut ambil bagian dalam melakukan tindak pidana. Inilah dilemma yang sering dihadapi oleh para pengusaha dimasa lalu,sehingga terlahirlah frasa:" jujur terbujur". Berarti kalau mau jujur,jangan jadi pengusaha. Karena ada mata rantai yang bagaikan lingkaran setan,yang harus diikuti. Setiap meja ,ada salam tempelnya atau uang kongkalikong. 

Kini Sudah Banyak Berubah

Syukurlah kini sudah banyak yang berubah ,sejak KPK benar benar menjalankan tugasnya,tanpa tebang pilih. Saya sudah membuktikannya dengan mengurus semua surat surat,tanpa pakai calo :

  • kantor KPP Pratama Kemayoran 
  • kantor kelurahan Kebun kosong - 
  • kantor kecamatan 
  • Polsek Kemayoran urusan perpanjangan SIM 
  • Kantor MenHumKam
  • kantor MenKes di Kuningan
  • Mabes Polri 

Semua kantor ini sudah saya kunjungi untuk berbagai urusan surat menyurat.Semua bersih,tak ada satu senpun uang kopi ataupun uang rokok,Suatu hal,yuanng dulunya adalah sesuatu yang mustahil,tapi kini jadi nyata

Semoga impian kita,agar Indonesia bebas Koruptor,dapat terwujud secepatnya. Walaupun kita tidak dapat ikut membrantas Koruptor,karena bukan aparat negara dan juga bukan anggota KPK,tapi secara pribadi dapat menolak untuk ikut berkerja sama,termasuk memberikan uang sogok atau uang pelicin ,maupun kongkalikong,untuk menggoalkan urusan kita.

Catatan : nama instansi dan nama tempat ,sengaja tidak ditulis,untuk menghindari masalah, di tuntut,karena menistakan nama baik salah satu instansi 

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun