Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mendidik Anak Memahami Arti "Learning for Living"

20 Mei 2017   19:09 Diperbarui: 20 Mei 2017   19:40 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Learning for Living

Kita baru saja melewati hari peringatan Hari Pendidikan Nasional atau  Hardiknas, pada tanggal 27 April ,yang baru lalu,yang mendapatkan Sambutan Menteri Ristekdikti . Intinya adalah : "Agar perguruan        tinggi        lebih        dapat  memerankan  dirinya  sebagai  agent  of economic  development  disamping  agent of  education  dan  agent  of  research  and  development"(http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/) Harapan yang terkandung dalam sambutan ini,terlebih ditekankan  pada perguruan tinggi,yang ada di Indonesia,

di Australia sejak dari sekolah dasar ,sudah mulai diterapkan.

Hal ini saya perhatikan ,karena sejak cucu cucu kami masih di TK,saya dan istri ,sudah ikut mengantarkan mereka kesekolah,hingga mereka memasukki SD ,SMP dan kini di SMA. Saya mencoba memperhatikan dari berbagai sisi, betapa sejak dari duduk di bangku sekolah dasar,anak anak sudah diperkenalkan,dengan tema :" Learning for Living" Belajar untuk hidup.Singkat padat dan sangat menyentuh bagi setiap anak,serta memberikan mereka kesadaraan sejak awal,bahwa kalau mereka sekolah ,bukan untuk siapa siapa,bukan untuk menyenangkan hati orang tua,dan juga bukan untuk mendapatkan ijazah,melainkan untuk kehidupan mereka kelak setelah dewasa.Ada beberapa catatan ,yang menurut saya penting sebagai masukan bagi dunia pendidikan di tanah air kita,antara lain:

pekarangan sekolah di sterilkan dari penjual makanan . Siapapun tidak boleh memasukki pekarangan sekolah ,selama sekolah berlangsung/foto dokpribadi
pekarangan sekolah di sterilkan dari penjual makanan . Siapapun tidak boleh memasukki pekarangan sekolah ,selama sekolah berlangsung/foto dokpribadi
Anak Anak Sangat Antusias Kesekolah

Anak anak tidak perlu dibujuk bujuk ,apalagi sampai diancam agar mau kesekolah.karena pagi pagi sekali mereka sudah bangun dan rapi,bersiap untuk kesekolah. Hujan atau angin kencang,sama sekali tidak menyurutkan minat mereka untuk tetap datang kesekolah. Malahan ketika mereka demam dan disarankan agar tidak usah kesekolah,malahan mereka menangis dan memaksa tetap kesekolah. Karena bagi mereka ,kesekolah itu adalah sesuatu yang sangat menyenangkan dan menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka.

Hal ini tidak terlepas dari suasana yang tercipta dirumah sekolah,tidak hanya didalam kelas,tapi juga diluar kelas Linkungan sekolah yang bersih dan nyaman,kesempatan untuk berkebun bersama sama pak guru atau bu guru,serta secara berkala diajak untuk  excurcion atau kegiatan diluar sekolah.Guru guru yang ramah dan sangat akrab dengan murid murid,semakin melengkapi suasana menyenangkan ini.

Mereka tidak hanya dicekoki,secara teori,tapi langsung diajak untuk  menanam bibit tomat atau bunga,menyaksikannya tumbuh ,hingga berbuah atau berbunga. Belajar tentang semut dan kumbang ,tidak hanya sekedar melalui bacaan, tetapi langsung ketaman dan melihat sendiri,bagaimana semut bekerja,mengangkut makanan dan bagaimana kumbang ,menyerap sari makanan dari bunga ,sehingga pelajaran biologi ,bukan lagi menjadi sesuatu yang menyebabkan murid terkantuk kantuk dikelas

foto: dokpribadi
foto: dokpribadi
Diajak ke stasiun bus dan kereta api

Disini mereka belajar mandiri,membeli tiket sendiri diloket ,ikut antri dan menunggu dengan tertib,hingga tiba giliran mereka.Mereka juga belajar,bagaimana berlaku tertib dikendaraan umum.Tidak membawa makanan dan minuman dan tentunya tidak mencorat coret apapun yang ada di sana,serta tidak ada yang membuang sampah,secara sembarangan.

Mereka juga dilatih,bahwa kendaraan ,baik bus ,maupun kereta api,adalah untuk umum dan setiap penumpang,berhak untuk mendapatkan kenyamanan,tanpa ada suara suara brisik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun