Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Akibat Mau Hemat Tidak pada Tempatnya, Secangkir Kopi Terbayar 1 Juta Rupiah

16 Mei 2017   18:52 Diperbarui: 17 Mei 2017   09:22 1470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi pak Nurdin hanya tersenyum dan terus melangkah masuk ke Cafe.Sementara saya dan istri,masuk ke kaunter Vodafone,yang lokasinya hanya berseberangan dengan Cofee Shop.

sam-3349-jpg-591ae6c441afbd6f420925ed.jpg
sam-3349-jpg-591ae6c441afbd6f420925ed.jpg
Tidak Jadi Hemat

Karena masih pagi,tidak sampai 5 menit,urusan kami beres dan HP saya sudah dapat difungsikan lagi. Kami turun tangga dan menuju ke kendaraan kami.Tiba tiba tampak dua orang Petugas Parkir ,yang menempelkan sepotong kertas di penghapus kaca kendaraan pak Nurdin. Saya sudah menebak,pasti surat tilang.

sam-3351-jpg-591ae6fe929373ef5d7b627e.jpg
sam-3351-jpg-591ae6fe929373ef5d7b627e.jpg
Selang dua menit kemudian,pak Nurdin tampak datang dengan menenteng secangkir Kopi ditangannya.Tapi ketika tiba di kendaraanya,tampak tertegun dan membaca surat tersebut.Saya langsung menjalankan kendaraan,karena tidak enak rasanya mengomelin pak Nurdin dengan kalimat:" Kan sudah saya ingatkan tadi pak" Karena sudah terjadi dan tidak bisa ditarik lagi. Akibat mau hemat satu dolar,pak Nurdin terpaksa membeli kopi dengan harga satu juta rupiah.

Untuk kali ini,:"hemat pangkal kaya'" jelas tidak berlaku,karena salah dalam menafsirkan arti kata berhemat.Karena dalam hal kewajiban untuk membayar sesuatu ,tentu saja cara berhemat tidak dapat diterapkan.. Ini baru sekedar sebuah contoh kecil,karena masih banyak kejadian lainnya,dimana orang berhemat tidak pada tempatnya,sehingga harus membayar mahal. Misalnya,tiang rumah yang sudah dimakan rayap,seharusnya sesegera mungkin diganti,tanpa memikirkan biayanya,karena mempertaruhkan keselamatan anggota keluarga. Semoga tulisan kecil ini,dapat menjadi inspirasi,untuk memaknai arti hemat,secara bijak dan arif,

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun