Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Saat Hadapi Bahaya, Apa yang Perlu Dilakukan?

7 Mei 2017   19:07 Diperbarui: 7 Mei 2017   19:43 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin setiap orang dalam perjalanan hidupnya,pernah menghadapi bahaya. Bahkan mungkin juga bukan hanya pernah, tapi berkali kali. Saya katakan "mungkin" karena belum ada penelitian yang mengatakan bahwa semua orang, pernah menghadapi bahaya dalam hidupnya.

Sikap setiap orang,pasti akan berbeda, dalam merespon setiap kejadian yang mengancam keselamatan jiwanya. Ketika suatu waktu,pesawat Merpati ,yang masih menggunakan baling baling, tiba tiba entah karena apa,sebelah baling balingnya tidak berkerja.Sehingga tubuh pesawat berkali kali mengalami goncangan. Diantara penumpang,ada yang berteriak histeris dan menangis,ada yang berdoa dan ada yang langsung pingsan karena kecemasan.

Apakah kami berdua tidak takut mati? Kalau bilang tidak takut mati,ya bohonglah,, Tapi kami tetap tenang dan berdoa dalam hati,semoga Tuhan menyelamatkan kami semuanya. Karena berteriak teriak histeris,hanya akan menguras energi dan membuat semua orang menjadi panik.Bersyukur,akhirnya pesawat mendarat darurat dengan selamat di Bandara jayapura.

Contoh Lain

Beberapa bulan lalu, ketika kami naik bus yang khusus membawa para senior citizen untuk berekreasi,dipersimpangan jalan,tiba tiba ada anak yang entah karena apa berlari kencang persis di depan bus yang sendang berbelok. Supir bus yang adalah seorang wanita,menginjak rem dan membanting stir,untuk menghindari ,jangan sampai menabrai anak tersebut,. Tetapi akibatnya, sebelah roda bus naik keatas pembatas jalan yang cukup tinggi. Badan bus bergoyang goyang,seakan akan mau roboh. Sebagian dari penumpang ada yang panik dan berteriak teriak:" Oh my God...oh my God" dan ada juga yang berteriak histeris ,tanpa jelas apa yang diteriakkan.

Kejadian ini,hanya berlangsung beberapa detik dan bersyukur,supir tidak panik dan dapat mengendalikan kemudi dengan baik,walaupun badan bus,agak terhempas ketika rodanya diturunkan dari batas jalan. Semuanya selamat,namun beberapa diantaranya,  sesak nafas dan lemas,sehingga harus dijemput ambulance.

Dijalan Toll Ban Tiba Tiba Kempis

Pulang dari Bandung,ketika melewati jalan toll menuju ke jakarta,entah karena apa,tiba tiba kendaraan yang saya larikan dengan kecepatan 100 Km perjam,berjalan oleh,karena salah satu bannya kempis. Saya lagi berada dijalur kedua,sehingga tidak bisa tiba membanting stir secara serta merta ke pinggir jalan. Sementara dari kaca spion,saya lirik dibelakang kendaraan yang kami kendarai,ada bus yang juga berlari kencang Sehingga kalau tiba tiba saya mengerem kendaraan,akan sangat berbahaya ditabraik bus.Ada waktu dua tiga detik untuk mengambil keputusan,maka saya nyalakan lampu sign  kiri dan membelokkan secepatnya kendaraan kepinggir jalan. Bersyukur ,kami selamat.

Ternyata ban tergilas pecahan besi yang tajam,sehingga sobek,sehingga langsung kempis dan kendaraan berjalan zigzag. Syukur ada ban serap dan kelengkapan untuk mengganti ban. Karena sudah terlatih sejak dulu,maka dalam waktu 15 menit,ban sudah diganti dengan ban serap.

Rem Kendaraan Blong

Hal ini sudah tiga kali saya alami dalam perjalanan hidup .Pertama dalam perjalanan darat dari Padang ke Pekanbaru .Kedua kalinya adalah dalam perjalanan dari Padang menuju ke Jakarta. Dan ketiga kalinya dalam perjalanan dari Bukittinggi ke Padang. Tiba tiba rem blong. Saya mencoba memompa ,dengan jalan menginjak pedal rem berulang kali,tapi kendaraan terus meluncur dengan kencang, Hanya ada waktu dua tiga detik untuk bereaksi dengan cara lain. Maka rem tangan saya tarik sekuat kuatnya dan dalam waktu hampir bersamaan,persneiling saya paksakan masuk kepersneiling satu .

Ada bunyi berderak sangat keras,karena ketika kendaraan sedang berlari kencang ,tiba tiba persneiling diturunkan kesatu.Mungkin kendaraan akan mengalami kerusakkan,tapi keselamatan adalah prioritas utama. Lagi lagi kami bersujud syukur,kendaraan terhenti ,secara mendadak. Tiga kali dengan cara yang sama, ternyata ampuh untuk menghentikan kendaraan.

Sim A pertama saya dapatkan sewaktu lulus sma ditahun 1963,persis diusia ke 20  Hingga kini berarti sudah lebih dari 10 kali memperbarui Sim dan bersyukur,belum pernah terjadi kecelakaan, Tapi sejujurnya,kalau ditilang sudah seringkali,yakni karena over speeding.Tidak memperhatikan rambu rambu dan tetap melaju ,padahal sudah ada tanda untuk mengurangi kecepatan.

Bahaya bisa datang kapan saja,tanpa diundang dan tanpa disangka sangka. Ujud dari bahaya bisa saja berbeda,tidak melulu rem blong atau ban bocor di jalan toll, tapi bisa jadi terluka di desa yang jauh dari Pukesmas .Seperti yang pernah saya alami dan mungkin sudah pernah saya ceritakan. Dari paha hingga kebatas perut ,tertancap bambu sewaktu berburu di kampung, Teman yang menengok sudah pingsan terlebih dulu,maka kalau saya juga panik,mungkin saya juga pingsan dan akan kehabisan darah.

Karena itu satu satunya jalan adalah tetap tenang, Saya buka kaus dalam saya.Menyobeknya dan membalutkan kuat kuat ditempat yang luka dan bambunya belum sepenuhnya tercabut. Masih harus naik sepeda menuju kerumah sakit umum,yang jaraknya sekitar  40 menit bersepeda. Tiba diaana sudah hampir pingsan ,karena banyaknya darah yang keluar ,walaupun sudah dibalut kencang, lagi lagi bersyukur,saya selamat'

Inti dari tulisan ini,menghadapi bahaya,yang petama harus dilakukan adalah :"jangan panik!" kemudian lakukanlah apa yang terbaik,yang dapat dilakukan. Tidak banyak waktu untuk berpikir. Do it now!  Lakukan sesuatu yang tepat,atau tidak pernah lagi ada kesempatan kedua.

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun