Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kita Tidak Mungkin Dapat Menyenangkan Hati Semua Orang

4 Mei 2017   17:04 Diperbarui: 4 Mei 2017   17:24 3545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama sahabat di Banda Aceh,Kami berbeda dalam banyak hal,tapi tidak menjadi halangan menjalin persahabatan,/foto dok,pribadi


Bagaimanapun upaya kita untuk mawas diri, agar selalu bertutur kata dengan santun dan menjaga sikap kita dalam berinteraksi dalam kehidupan bermasyarakat, tetap saja ada orang yang tidak senang pada kita. Dan mustahil kita dapat memaksa orang untuk menyenangi atau menyukai kita. Karena apa yang menurut kita sudah baik,belum tentu bagi orang lain,dirasakan baik juga. Hal ini jangan sampai merusakan suasana hati kita,karena di dunia ini,tak seorangpun ,betapapun baiknya,yang dapat menyenangkan hati semua orang.

Ketika ada teman kita yang sukses atau mendapatkan penghargaan,tentu saja kita akan ikut merasa senang dan boleh jadi kita juga ikut bangga,karena teman kita merupakan salah seorang yang mendapatkan  penghargaan. Tetapi bilamana kita yang berhasil mencapai sebuah kesuksesan ,belum tentu semua orang yang mengenal kita,akan ikut merasa senang

Bila hal ini terjadi,kita tidak perlu merisaukannya.karena memang begitulah hidup ini.Mungkin banyak orang yang menyenangi kita dan merasa senang bergaul dan berinteraksi ,tapi kita tidak mungkin dapat memaksa orang untuk menyenangi kita.

Yang Perlu Dilakukan

Berusahalah untuk selalu berpikiran positif terhadap orang yang tidak menyukai kita.Mungkin saja kondisi kesehatannya sedang terganggu .Atau mungkin saja ,sedang  mengalami masalah yang menyakitkannya,sehingga perasaannya menjadi tawar terhadap siapapun.

Atau boleh jadi,selama ini ia sudah berusaha mati matian dengan kerja keras siang dan malam,namun kehidupannya tak kunjung berubah menjadi baik,Sehingga secara tanpa sadar,terbitlah rasa iri hati dalam dirinya.  Sehingga setiap kali menengok tetangga beli tv baru atau mobil,mendadak sontak,rasa irinya meluap luap.

Menengok suami istri berjalan bergandengan tangan dengan mesra,sudah cukup untuk menyebabkan hatinya terluka,karena kehidupan rumah tangganya yang morat marit.

Jangan Dimusuhi

Orang tipe seperti ini,jangan dimusuhi.Karena sesungghnya mereka membutuhkan uluran tangan kita untuk membangunkannya dari mimpi mimpi buruk kehidupan.Orang orang tipe seperti ini,lebih patut dikasihani dan ditolong,ketimbang dijadikan musuh.

Mereka sesungguhnya mengalami kegoncangan jiwa.Walaupun tidak dapat dikategorikan sebagai orang tidak waras,tetapi gangguan kejiwaannya,terkadang menjurus kearah itu. Ketika kita membel motor atau mobil,mungkin bagi orang yang sedang mengalami distorsi kejiwaan,merupakan suatu hal yang melukai perasaannya.

Menyentuh Kebutuhan Orang

Menyentuh kebutuhan orang ,setidaknya dapat menyembatani, antara kita dengan orang banyak. Bila kita memiliki pohon jambu atau buahan apapun yang sedang berbuah,apa salahnya dibagikan ketetangga sekeliling kita,sehingga mereka merasa ikut memiliki

Begitu juga,bila kita punya mobil pribadi,cobalah mengikhlaskan untuk sesekali mengajak tetangga yang hidupnya kurang beruntung,mencoba mencicipi bagaimana rasanya dibawa keliling kota.Atau dikala mereka membutuhkan tumpangan,disaat saat ada yang sakit ,tidak ada salahnya,kita sisihkan waktu ,untuk menolong mengantarkan kerumah sakit.

Hal inilah yang kami terapkan ,ketika kami tinggal di Wisma Indah dikota Padang,bila ada tetangga yang sakit atau mau melahirkan,maka dengan ikhlas,kami bangun ditengah malam,untuk mengantarkan kerumah sakit.Dan bila ditengah jalan,ketemu tetangga yang berjalan kaki atau menunggu kendaraan umum,selalu kami ajak naik ke mobil kami.

 Hal ini menciptakan suasana yang menyenangkan bagi tetangga,yang hidupnya pas pasan,karena merasa ikut beruntung,kami memiliki mobil.Karena dalam kondisi terdesak,mereka dapat meminta kami mengantarkan mereka. Jadi menciptakan sense of belonging,yakni merasa ikut memiliki.

Anak anak yang dulu seringkali bermain main dipekarangan rumah kami,kini sudah dewasa.Beberapa dari antara mereka ,bahkan dengan antusias mengajak kami makan bersama dan mentraktir kami dirumah makan Padang,ketika kami pulang kampung.

Bukan masalah dibayarin,tapi kerinduan mereka untuk dapat bertemu kami,sungguh sungguh menyejukkan dan meneduhkan hati,Padahal kami berbeda suku ,latar belakang sosial dan beda dalam cara menyembah Sang Pencipta. Ternyata segala perbedaan tersebut sama sekali bukanlah halangan untuk menjalin rasa kekeluargaan

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun