Menyentuh Kebutuhan Orang
Menyentuh kebutuhan orang ,setidaknya dapat menyembatani, antara kita dengan orang banyak. Bila kita memiliki pohon jambu atau buahan apapun yang sedang berbuah,apa salahnya dibagikan ketetangga sekeliling kita,sehingga mereka merasa ikut memiliki
Begitu juga,bila kita punya mobil pribadi,cobalah mengikhlaskan untuk sesekali mengajak tetangga yang hidupnya kurang beruntung,mencoba mencicipi bagaimana rasanya dibawa keliling kota.Atau dikala mereka membutuhkan tumpangan,disaat saat ada yang sakit ,tidak ada salahnya,kita sisihkan waktu ,untuk menolong mengantarkan kerumah sakit.
Hal inilah yang kami terapkan ,ketika kami tinggal di Wisma Indah dikota Padang,bila ada tetangga yang sakit atau mau melahirkan,maka dengan ikhlas,kami bangun ditengah malam,untuk mengantarkan kerumah sakit.Dan bila ditengah jalan,ketemu tetangga yang berjalan kaki atau menunggu kendaraan umum,selalu kami ajak naik ke mobil kami.
 Hal ini menciptakan suasana yang menyenangkan bagi tetangga,yang hidupnya pas pasan,karena merasa ikut beruntung,kami memiliki mobil.Karena dalam kondisi terdesak,mereka dapat meminta kami mengantarkan mereka. Jadi menciptakan sense of belonging,yakni merasa ikut memiliki.
Anak anak yang dulu seringkali bermain main dipekarangan rumah kami,kini sudah dewasa.Beberapa dari antara mereka ,bahkan dengan antusias mengajak kami makan bersama dan mentraktir kami dirumah makan Padang,ketika kami pulang kampung.
Bukan masalah dibayarin,tapi kerinduan mereka untuk dapat bertemu kami,sungguh sungguh menyejukkan dan meneduhkan hati,Padahal kami berbeda suku ,latar belakang sosial dan beda dalam cara menyembah Sang Pencipta. Ternyata segala perbedaan tersebut sama sekali bukanlah halangan untuk menjalin rasa kekeluargaan
Tjiptadinata Effendi