Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sifat Peragu, Sangat Membahayakan

20 April 2017   06:49 Diperbarui: 20 April 2017   09:40 1448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(foto bersama anak,mantu dan cucu)

Atau kita mengikuti lelang terbuka, mana ada waktu untuk berpikir  karena orang sudah memikir sebelum lelang dimulai. Dalam hatinya sudah ada keputusan bila harganya maksimal sekian, akan saya beli. Tidak jarang dalam hidup ini kita dihadapkan pada "It's now or never atau take it or leave it" Tidak ada waktu untuk ragu-ragu. Sekali kita membiarkan kesempatan berlalu, belum tentu seumur hidup kesempatan yang sama akan datang lagi. " Lost time, will never found again" Waktu atau kesempatan yang kita biarkan berlalu, boleh jadi tidak lagi akan pernah diraih  kembali.

Ketika Mengendarai Kendaraan

Ketika mengendarai kendaraan bermotor maka kita hanya diberi waktu satu detik untuk mengambil keputusan. Mau terus belok kiri atau belok kanan maupun  berhenti. Bila ragu dalam satu dua detik, maka bisa jadi kecelakaan tidak dapat dihindarkan lagi.

Untuk dapat sampai ketahap ini, tentu tidak datang secara serta merta melainkan melalui proses pembelajaran diri yang tidak pernah diajarkan dibangku kuliah manapun. Belajar memutuskan dari hal-hal kecil dan tampak sepele untuk melatih sikap mental dan membangun rasa percaya diri.

Pengalaman Pribadi

Akibat ragu-ragu saya beberapa kali hampir mati, Sekali waktu saya berburu tupai diminta oleh penduduk kampung karena tupai sudah merupakan hama bagi kebun kelapa mereka. Tupai yang saya tembak jatuh di balik pagar bambu. Untuk mendapatkannya, agar tidak membusuk disana maka saya memanjat pohon kelapa untuk melompat kebalik pagar. Akan tetapi ada setitik keraguan ketika saya memutuskan melompat, akibatnya kaki celana saya tersangkut dan saya jatuh pas di pagar bambu runcing. Paha saya bagaikan tersate hingga ke batas perut. Syukur saya masih hidup. Hingga kini, masih membekas jahitannya sepajang 15 cm dibatas paha hingga ke perut.

Hal ini saya jadikan pelajaran berharga dan semoga jadi pelajaran juga bagi banyak orang, bahwa kalau ragu-ragu hentikan langkah, jangan bertindak karena dapat membahayakan keselamatan diri seperti yang saya alami.

Langkah Langkah Yang  Perlu

  • Dalam kondisi  apapun, berpkirlah secara logis
  • jangan terbawa perasaan
  • jangan bertindak terdorong emosi
  • keselamatan diri dan keluarga ,serta orang lain prioritas utama
  • materi prioritas kedua
  • dalam perkara besar,perlu dipertimbangkan saran yang masuk
  • kalau lebih banyak negatif dari positifnya,jangan melangkah
  • yakin,putuskan  dan laksanakan
  • apapun hasilnya ,adalah resiko hidup
  • hargailah keputusan diri sendiri
  • karena hal ini,akan memupuk rasa percaya diri

Artikel ini saya tulis,berdasarkan pengalaman pribadi,selama dua puluh tahun memimpin sebuah organisasi sosial,yang melibatkan beragam komunitas dan latar belakang kehidupan ,hingga saat ini.

Semoga ada manfaatnya.

Tjiptadinata Effendi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun