Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menguasai Seni Berbicara via Telpon

4 April 2017   21:59 Diperbarui: 5 April 2017   05:30 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menutup Kontrak Jual Beli via Telpon

Kalau melakukan transaksi dengan  orang barat,maka prosedurenya,harus didahului dengan korespondensi,kemudian bilamana terdapat persetujuan harga,yang dibuktikan lewat surat menyurat via email,baru ditanda tangani Sales Contract atau Kontrak Jual Beli. Tapi kalau sudah pernah berbisnis dengan orang Singapore ,biasanya cukup melalui pembicaraan via telpon.

Dalam hal ini,harus ekstra hati hati,karena harus sungguh sungguh menguasai seluk beluk bisnis ,hingga mendetail .Kalau belum paham,maka sebaiknya,jangan melakukan kontrak penjualan melalui telpon. Karena  dalam pembicaraan yang tidak sampai 3 menit,kita bisa menderita kerugian dalam jumlah besar,karena salah dalam mengkalkulasi.Dan bila kita sudah mengatakan :" Okay, confirmed" maka sudah tidak dapat diralat lagi.Sekali saja membatalkan kontrak jual beli,dengan alasan salah kalkulasi atau salah dengar,maka jangan harap lagi orang mau berbisnis dengan kita. Karena dianggap ,kita adalah orang yang tidak dapat dipegang kata katanya.

Contoh contoh yang dituliskan disini,tentu saja tidak dapat memberikan gambaran secara utuh,tapi setidaknya memberikan pemahaman dasar,bahwa menguasai seni berbicara via telpon adalah gampang gampang susah. Yang perlu dipelajari dengan cermat dan dipahami ,bahwa kosa kata yang digunakan,intonansi dan gaya berbicara,akan menentukan keberhasilan kita dalam menjalin hubungan baik.

Semoga ada manfaatnya

Tjiptadinata Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun