Malamnya tiba tiba ada siaran di televisi : "Nilai tukar dolar terhadap rupiah ,melambung tinggi" .Siaran ini merupakan kejutan yang sangat menggembirakan ,karena berarti akan ada hujan emas dalam setiap penggapalan. Keuntungan perusahaan yang tadinya ditakar berdasarkan kurs normal.,mendadak sontak disodok dan melambung tinggi.Sambil tersenyum manis,kita sudah boleh membicarakan berlibur bersama keluarga keluar negeri,hanya dengan selisih nilai tukar dolar yang melambung.
Tiba Giliran Hujan Batu
Tetapi menjadi Pengusaha itu tidak selalu mulus.;Ada  kalanya tanda di duga duga turun "hujan batu"Koq bisa? Gini penjelasannya . Sales Contract sudah ditanda tangani dengan Buyers di luar negeri,dalam kuantitas yang cukup besar.Padahal stock digudang ,hanya sekitar 25 persen yang baru tersedia. Tiba tiba malam hari ada siaran televisi :"Akibat badai dan hujan lebat yang melanda sebagian wilayah Indonesia, sebagian besar perkebunan kopi rusak parah.Diperkirakan panen kopi akan gagal"
Nah,berita ini saja sudah membuat kita sebagai eksportir kopi, tidak bisa tidur nyenyak karena sudah terbayang bakalan harus membeli dengan harga tinggi,sementara kontrak jual beli sudah ditanda tangani.
Apa yang saya tuliskan disini,adalah pengalaman pribadi sebagai Eksportir Kopi dan Cassia selama belasan tahun. Tentu saja,tulisan ini hanya sebatas sekilas gambaran ,tentang suka duka nya menjadi seorang Pengusaha. Kalau diminta ketegasan,mana yang lebih banyak;"suka atau duka?" Maka dengan pasti saya menjawab :" Lebih banyak suka nya".Karena hasil dari menjadi Pengusaha, hampir seluruh pelosok dunia,sudah kami kunjungi dan mampu menabung untuk dinikmati diusia menua.
Setidaknya sekilas info ini dapat menjadi masukan yang bermanfaat,bagi yang sedang binggung memilih,mau jadi karyawan  atau Pengusaha? Hidup adalah sebuah pilihan .Jangan sampai salah memilih,yang kelak akan jadi sesalan seumur hidup.Hindari latah mengikuti arus.Always be your self.Your choise is your life!
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H