Mengasyikan ,bila ada waktu senggang membolak balik hasil koleksi yang sudah terkumpul selama belasan tahun. Nah, kalau dulu hanya para raja yang mengoleksi koin,kini anak anak kita juga dapat melakukannya, Mengapa kita tidak mau memperkenalkan mereka dengan hobbi mengoleksi koin? Biaya yang dikeluarkan untuk mengawali hobbi ini,tidak lebih dari 25 ribu rupiah.untuk membelikan anak sebuah album khusus untuk koleksi koin.
Mendidik Anak Mengenal Negeri Sendiri dan Dunia
Dengan menekuni hobbi mengumpulkan perangko dan koin koin, anak anak sejak dini sudah dilatih untuk mengenal negerinya sendiri.Yakni :
- nama nama Pahlawan Indonesia
- nama nama bunga langka
- hewan langka
- nama nama negara di dunia
Hingga saat ini ,cukup banyak orang Indonesia,yang tidak mengetahui,misalnya,gambar apa yang terdapat pada koin 10 sen, 50 sen dan kepingan satu rupiah? Karena biasanya,kita hanya menggunakannya berdasarkan nilai nominal yang tercetak pada koin ataupun lembaran uang kertas,tanpa mau peduli pada gambar apa yang terdapat pada koin atau lembaran tersebut?
Di jaman dulu, hobbi mengoleksi koin, disebutkan sebagai The Hobby of Kongs, tapi kini siapapun bisa.Sebenarnya apa sih ,keuntungannya mengoleksi koin? Seorang Kolektor Koin, tentu mengumpulkan Koin Koin dari emas ataupun Koin kuno,yang harganya bisa selangit. Bila beruntung, seorang Kolektor bisa menjadi kaya mendadak, dari hasil pengumpulan koin koin kuno . Seperti salah satu contoh,yang sempat menghebohkan kalangan kolektor koin di dunia ,adalah sebuah koin :”Double Eagle “ yang nilai riilnya ,hanya 20 dollar Amerika, terjual dengan harga yang sangat fantastis,yakni senilai 7,59 Juta US.Dollar,pada tahun 2002. Koin tersebut adalah hasil dari produksi tahun 1933
Kalau untuk membelikan HP yang harganya paling murah 200 ribuan rupiah,mengapa kita tidak mau membelikan buku perangko atau buku untuk mengoleks koin,yang cuma 50 ribuah rupiah?Melalui pendidikan non formal ,lewat koin dan perangko, anak anak kita menemukan banyak hal yang sama sekali tidak tersentuh di rumah sekolahnya.
Tjiptadinata Effendi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H