Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Akibat Main Instruksi dalam Keluarga

18 Maret 2017   11:20 Diperbarui: 18 Maret 2017   20:00 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"O ya pa, usulan papa memang top marketop, mempersiapkan makan malam dengan cara hemat,ternyata juga menghemat waktu. Tidak sampai 10 menit,tumis kangkung dan telur ceplok selesai sudah " kata istri sambil menyuap nasi kedalam mulutnya.Selesai makan malam,berbeda dari biasanya, sang istri tidak lagi duduk menonton sinetron drama Korea,melainkan duduk membaca koran dan majalah bekas. Hatinya menjadi tidak enak ,menyaksikan hal tersebut,maka suami menanyakan,mengapa tidak lagi menonton film Korea? Istri menjawab, sambil tersenyum, :" Pa, kalau mau menghemat,kan harus dimulai dari diri sendiri. Jadi mama memutuskan tidak lagi menonton televisi ,langganan majalah wanita dan koran ,semua sudah mama hentikan. Lumayan bisa menghemat kan pa?"

Suami terdiam,merasakan bahwa senjata mulai makan tuannya sendiri.Briefing atau instruksi yang diberikan kepada istrinya,dikembalikan kepada dirinya,plus bunga berbunga

Tapi yang namanya demi gengsi ,sebagai Kepala Rumah Tangga,maka sang suami ,memuji istrinya:"Mama ini,sungguh istri yang sempurna,semua instruksi papa di terapkan secara utuh"

"Ya,istri memang harus patuh pada istri kan pa,kalau nggak kan dosa" kata istri tak kurang diplomatisnya

Keesokan Harinya

Keesokan harinya,seperti biasanya ,suami sarapan dulu sebelum ke kantor. Tapi hari ini ia mendapatkan sesuatu yang berbeda. Tidak ada nasi goreng dan telor ceplok atau roti pakai keju,hanya ada dua potong ubi rebus. Karena memang sudah lama tidak makan ubi rebus,maka tidak ada masalah baginya,menikmatinya. Tapi ketika mau menyeruput capucinno hangat di cangkirnya,ternyata yang tampak hanya kopi hitam pekat. Dicobanya mencicipi,ternyata pahit sekali.  Pasti tidak dikasih gula sama istrinya. Tapi ia hanya diam,karena kalau bertanya lagi pada sang istri,pasti akan mendapatkan jawaban:"demi efisiensi ,seperti yang di instruksikannya"

Hari Ketiga

Pagi setelah sarapan ubi rebus dan kopi pahit,sang suami masuk kamar mau mengganti pakaian kantor.Ternyata masih pakaian yang sudah dua hari dikenakannya. Maka ia langsung berteriak :" Ma.pakaian kantor yang baru mana? Ini kan sudah dua hari papa pakai?"

Tapi dengan sangat kalem istrinya menjawab:"Pa,masih belum kotor pa,seperti anjuran papa,kalau masih bisa digunakan ,mengapa harus pakai yang baru. Mama sudah mengubah jadwal cuci pakaian.Kalau biasanya tiap dua hari,kini mama ganti  menjadi 5 hari sekali.Bayangkan pa,kan kita bisa menghemat listrik,air,deterjen dan juga waktu untuk mengosok semua pakaian?"

Suami hanya terdiam .Terasa benar baginya,bahwa senjata mulai makan tuannya sendiri.Setiap  instruksi yang diberikan kepada istri tercintanya, dikembalikan kepada dirinya,plus bunga berbunga

Hari itu,hati dan pikirannya, merasakan resah.Memikirkan,bahwa untuk selanjutnya,hidupnya akan begini. Sarapan ubi rebus dan kopi pahit,malam makan tumis kankung dan telur ceplok dan tidak  ada lagi jus buah kesukaannya.Tidak ada tv lagi yang nyala,tidak ada koran ataupun majalah lagi dirumah. Bila hal ini berjalan terus,rasanya ia akan senewen dan lama kelamaan akan mengalami gangguan kejiwaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun